Timnas Indonesia semakin terpuruk di posisi juru kunci Grup G usai takluk dari Vietnam di babak Kualifikasi Piala Dunia 2022. Ini menjadi kekalahan yang keempat secara beruntun pada ajang perebutan tiket Piala Dunia tersebut.
Menyikapi hal itu, Djamal Aziz Pengamat Bola menilai kekalahan itu tidak luput dari faktor kepengurusan PSSI sebagai induk organisasi sepak bola Indonesia. Misalnya saja dalam hal memilih pelatih, yang dinilainya terkesan asal comot.
“Timnas itu tidak lepas dari struktur kepengurusan PSSI. Akibat kepengurusan yang tidak settle, pilih pelatihnya comot mencomot. Nah kalau begitu, bagaimana bisa pelatih itu tidak tahu kualitas pemain,” kata Djamal, kepada Radio Suara Surabaya, Kamis (17/10/2019).
“Kalau pemain, anak-anak itu bagus semua. Cuma karena ya dikaget-kageti, ganti pelatih, terus pengurusnya bingung. Kualitas mereka (pemain, red) tinggal dipoles dengan metodologinya pelatih,” tambahnya.
Sebenarnya, lanjut dia, perkembangan sepak bola di tanah air sudah cukup bagus. Terlebih, Pemerintah sudah turun tangan dengan menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional.
Dalam inpres tersebut, Joko Widodo Presiden menginstruksikan 12 Kementerian, Kapolri, dan seluruh Gubernur serta Bupati/Wali Kota untuk melakukan peningkatan prestasi sepak bola nasional dan internasional sesuai tugas, fungsi, dan kewenangannya masing-masing.
“Kan sudah bagus itu, tinggal bagaimana pemanfaatannya. Tapi rupanya sejak dikeluarkan inpres itu sampai sekarang, posisi kepengurusan jomplang gak karuan. Akhirnya inpres itu tidak optimal, siapa yang harus jalankan belum tahu,” kata dia.
Dia berharap, Kongres Pemilihan PSSI yang digelar pada 2 November mendatang ini bisa menghasilkan pengurus baru yang lebih kompeten. Selain itu, penanganan Timnas ini juga melibatkan Badan Tim Nasional (BTN). Khususnya dalam pemilihan pelatih yang punya kualitas dan berkarakter.
“Masukan saya untuk kepengurusan yang baru, bisa meningkatkan kualitas sepak bola nasional dari posisi 168 paling nggak bisa ke urutan 100 ke atas,” kata dia. (ang/dwi)