Imam Mohklas Kuasa Hukum Shalfa Avrilla Siani menegaskan, ada inkonsistensi di tubuh Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia (PB Persani) soal alasan pemulangan atlet senam artistik itu dari Pelatnas SEA Games di Gresik.
“Berbeda dengan yang disampaikan Persani kemarin. Shalfa tidak jadi berangkat ke SEA Games bukan karena alasan indisipliner. Sesuai surat keterangan dokter, pergantian atlet itu karena ada suatu penyakit kronis,” ujarnya di Grahadi, Senin (12/11/2019).
“Ini yang menjadikan inkonsistensi pada tubuh PB Persani. Kalau terkait adanya isu tes virginitas, kalau memang dari pihak terkait (Persani) bersedia bertemu, kami siap. Kami siapkan buktinya,” katanya.
Berkaitan alasan indisipliner, Mohklas berharap PB Persani transparan. Dia sebagai kuasa hukum Shalfa mengaku ada temuan-temuan lain soal indisipliner, yang mungkin akan dia ungkap di kemudian hari.
Alasan indisipliner itu juga tidak pernah sampai kepada keluarga Shalfa di Kediri. Menurut Mohklas, keluarga Shalfa tidak satupun menerima surat pemberitahuan tentang pelanggaran disiplin apa yang dilakukan Shalfa.
“Justru yang diterima adalah permintaan tes virginitas (keperawanan). Itu riil. Kami bisa buktikan kalau pihak Persani mau mengonfirmasi. Kami bukan mau cari nama, tidak sedang mencari sensasi,” katanya.
Dia mengapresiasi Gubernur Jatim yang menemui dan memberi semangat kepada Shalfa, yang sempat mengalami trauma. Mohklas sebagai kuasa hukum juga mengedepankan psikologi kliennya.
“Bagi kami yang paling penting adalah psikologi anak. Cukup permintaan maaf (dari pelatih maupun PB Persani). Kalau Shalfa tidak dipertahankan (di Pelatnas) dia sudah sampaikan tidak masalah. Adik Shalfa masih bisa berkiprah di bidang lain. Dia akan buktikan itu,” ujarnya.
Dalam waktu dekat ini, Tim Kuasa Hukum Shalfa akan menyampaikan pengaduan kepada Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim, sebagaimana yang mereka sampaikan kepada Presiden dan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).
“Kami sampaikan pengaduan dan bukti-bukti terkait. Cukup gubernur yang tahu sebagai bahan koreksi dan kami tidak akan mengungkap ke media. Bukan berarti kami tidak berani (menentang) pernyataan Persani. Kami tidak mau timbul kegaduhan di momen SEA Games ini,” katanya.
Mohklas pun mengklaim, Tim Kuasa Hukum Shalfa telah mengumpulkan bukti-bukti, siapa saja pihak-pihak yang memerintahkan tes keperawanan terhadap Shalfa. Dia akan serahkan itu kepada gubernur sebagai bahan evaluasi, bukan untuk publikasi.
Meski demikian, dia tetap berharap pihak pelatih di Pelatnas maupun PB Persani yang menurutnya bertanggung jawab atas apa yang dialami atlet Kediri itu, melakukan itikad baik.
“Kalau tidak, apa boleh buat. Kami siap mengambil langkah hukum,” ujarnya.(den/iss)