Erlangga Satriagung Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur berharap polemik tentang Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 dihentikan.
“Tolong disetop. Dihentikan. Kita bangun kebersamaan dan kesolidan. Bukan kesulitan, ya,” ujarnya lalu tertawa. “Saya yakin, sebenarnya tidak ada friksi (Pemkot-Pemprov). Mungkin hanya miss saja,”.
Erlangga menyampaikan ini dalam konferensi pers di Markas KONI Jatim di Surabaya bersama Supratomo Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Jawa Timur, Kamis (14/11/2019).
“Ke depan, justru, Bu Gubernur ingin menyuport, membantu Pemkot Surabaya, bagaimana supaya (kesempatan ini) tidak lepas,” ujar Erlangga.
Secara fisik, Erlangga mengakui, Stadion GBT Surabaya yang memang paling siap menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 dibandingkan sejumlah stadion lainnya yang ada di Jawa Timur.
“Nah ada hal yang kurang ini, bagaimana Pemkot dan Pemprov bisa kerja sama untuk sama-sama mengatasi. Apakah itu masalah akses, apakah itu masalah aroma. Kalau menurut saya, aroma itu tidak begitu rumit,” ujarnya.
Dia mengatakan, sekarang ini zaman teknologi tinggi. Persoalan aroma sampah di Stadion GBT, yang menurut Khofifah beberapa waktu lalu, sering tercium saat sore hari, tidak rumit diatasi dengan teknologi.
“Bu Gubernur tidak ada istilah mau menghalangi. Justru, ke depan ini, beliau bilang, bagaimana bisa membantu. Sejak ketemu Bu Gubernur sangat mendukung GBT diajukan calon tuan rumah,” katanya.
Akan menjadi kerugian besar bagi Jawa Timur, kata Erlangga, kalau sampai kesempatan Surabaya menjadi tuan rumah itu lepas. Itu juga akan berdampak Stadion di Bali juga lepas.
“Karena paring-nya Surabaya itu dengan Bali. Jadi, harapan kami, ya, ini ada hal yang sangat penting. Mbuh yo’opo carane, Surabaya khususnya, jadi tuan rumah Piala Dunia,” ujarnya.
KONI Jatim, kata Erlangga, juga memiliki kepentingan dalam hal ini. Sebab, polemik antara Tri Rismaharini dengan Khofifah Indar Parawansa ini berkaitan dengan urusan olahraga.
KONI adalah komiter yang mengurus urusan olahraga di Jawa Timur. Erlangga pun mengaku sedih, kenapa sampai terjadi polemik, atau dalam istilahnya padu (bertengkar) di media massa.
“Jadi, kita tidak usah menoleh ke belakang. Sebenarnya tidak ada hal yang prinsip. Karena kalau itu (menjadi tuan rumah) bisa, Legacy Surabaya bisa bagus. Kalau Legacy Surabaya bagus, Legacy Jawa Timur juga bagus,” katanya.(den/tin)