Jumat, 22 November 2024

Persiapan Pra PON 2020, Mahasiswi Unnar ke Jepang

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Mempersiapkan Pra PON 2020, mereka bertiga berangkat ke Jepang. Foto: Humas Universitas Narotama Surabaya

Lolos menjadi atlet yang ikut bertanding dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 adalah keinginan Jasmine Michella, mahasiswi Universitas Narotama (Unnar) Surabaya yang mewakili Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sebelum lolos ke PON, Jasmine harus mengikuti Pra PON yang dijadwalkan bakal digelar pada awal bulan November 2019 mendatang. Mempersiapkan itu, Jasmine berangkat menuju Jepang.

“Kebetulan saya dan 2 atlet lain dibentuk menjadi tim beregu di Pra PON 2020 dari NTT. Saya, Maria Yosephina Dengor (Osi), dan Eleonora Ao (Elen) sudah dibentuk sejak 4 bulan yang lalu dan Alhamdulillah kami sudah mengikuti banyak kejuaraan dan meraih kemenangan meskipun belum juara 1,” terang Jasmine.

Terakhir, mereka bertiga meraih medali perak dalam Walikota Surabaya International Open – Karate Championship 2019. Jasmine mengakui dalam kejuaraan tersebut tim mereka sudah mulai menemukan keselarasan yang mereka latih selama ini.

“Selama 4 bulan ini kami sempat lepas satu sama lain karena ego masing-masing. Sampai kemudian Osi bilang kalau dia ingin sekali kami menang di piala Walikota. Dari situ kami mulai berusaha lagi membangun percaya diri, menyatukan semangat dan berlatih keras,” tambah Jasmine yang juga mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Narotama Surabaya itu.

Karena medali perak yang mereka raih, mereka diberi kesempatan oleh NTT untuk berlatih di Jepang bersama Japan Karate Association (JKA) atas hasil kesepakatan kerjasama antara NTT dan JKA.

“Atlet NTT yang meraih medali emas, perak, dan perunggu di piala Walikota kemarin akan diberangkatkan ke Jepang untuk latihan pada bulan Oktober selama 1 bulan. Kami tidak muluk-muluk ingin menang di PON, target kami bisa lolos sehingga NTT tidak lagi dipandang sebelah mata,” tegas Jasmine.

Selama 4 bulan itu pun Jasmine merasakan tantangan besar tergabung dalam tim beregu. Pasalnya, Jasmine sudah cukup lama tidak menjadi atlet karena fokus menjadi pelatih. Namun karena permintaan KONI NTT, Jasmine harus menjadi atlet dalam tim beregu bersama dua orang lainnya.

“Beregu itu jauh lebih sulit karena gerakan kami benar-benar harus sama sampai harus seperti cermin. Latihan di matras saja sama sekali tidak cukup. Kami harus sinkronisasi dari keseharian juga,” papar Jasmine.

Bahkan demi kekompakan dan kesatuan gerak, mereka bertiga tidur bersama-sama, bahkan sering menghabiskan waktu bersama-sama juga. “Benar-benar harus membangun chemistry. Di dapur pun kami menghabiskan waktu bersama sambil berlatih agar gerakan kami sama. Ini memang tantangan tapi terasa seru sekali,” pungkas Jasmine, Jumat (30/8/2019).(tok/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs