Komite Khusus (Ad Hoc) Integritas Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menyiapkan beberapa metode untuk mencegah terjadinya kasus pengaturan skor ataupun manipulasi pertandingan.
Hal ini disampaikan oleh Jenderal Polisi (Purn.) Badrodin Haiti penasihat Komite Integritas PSSI usai pihaknya menggelar rapat koordinasi pertama di Jakarta, dilansir Antara, Rabu (13/2/2019).
“Banyak yang bisa dilakukan untuk pencegahan. Salah satunya adalah dengan meningkatkan pengawasan terhadap semua pertandingan baik itu di Liga 1, 2 maupun 3,” ujar Badrodin.
Dengan demikian, Kapolri periode 2015-2016 tersebut melanjutkan, komite dapat mendeteksi kecenderungan adanya pengaturan skor atau tidak sejak awal.
Jika ada ditemukan ‘sinyal’ tindakan yang di luar aturan, komite akan langsung melakukan penyelidikan. Mereka akan memberikan penilaian dan rekomendasi apakah kasus itu dapat diselesaikan secara internal sepak bola atau dialihkan ke kepolisian jika ditemukan unsur pidana.
“Deteksi itu bisa melalui sistem, orang atau teknologi. Kami tegaskan bahwa kami ‘zero tolerance‘ terhadap pelanggaran,” kata dia.
Sementara itu Ahmad Riyadh Ketua Komite Integritas PSSI menambahkan, mereka nantinya juga akan membuka aduan langsung dari masyarakat untuk semakin mempertajam pengawasan pertandingan.
Dengan melibatkan publik, Ahmad berharap masyarakat dapat mendukung perbaikan sepak bola nasional.
“Kami akan umumkan bagaimana aplikasi pengaduannya,” tutur Ahmad.
Keberadaan Komite Ad Hoc Integritas PSSI diresmikan pada kongres tahunan PSSI pada Januari 2019 lalu. Komite ini memberikan rekomendasi terkait persoalan hukum, perubahan regulasi dan kejadian kecurangan sepak bola menjadi tugas utama komite tersebut.
Setiap informasi yang ada di meja komite integritas akan ditelaah lebih lanjut. Untuk kasus-kasus pelanggaran aturan, komite ad hoc akan menghasilkan sebuah saran yang diajukan ke komite eksekutif PSSI, apakah kejadian itu diselesaikan melalui badan hukum PSSI atau dialihkan ke kepolisian karena sudah masuk ranah hukum.
Komite Ad Hoc Integritas PSSI memiliki tiga orang anggota, di luar Ahmad Riyadh ketua dan Azwan Karimwakil ketua (juga direktur klub Persita Tangerang), serta tiga orang penasihat. Semuanya berlatar belakang bidang hukum, termasuk pihak kepolisian, dan berasal dari luar sepak bola.
Para anggota itu adalah Abdul Rachmad Budiono Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Brigjen Polisi Hilman SIK dan Daru Tri Sadono Koordinator Jaksa Agung Muda bidang Tindak Pidana Umum Kejaksaan Agung RI.
Sementara posisi penasihat diberikan kepada nama-nama yang tidak asing di dunia hukum yakni Jenderal Polisi (Purn.) Badrodin Haiti Kapolri periode 2015-2016, Muhammad Saleh Wakil Ketua Mahkamah Agung bidang yudisial tahun 2013-2016 dan Noor Rachmad Jaksa Agung Muda bidang Pidana Umum. (ant/wil/iss/rst)