Ada banyak cara mendekatkan anak muda atau generasi millenial dengan masjid, salah satunya lewat nonton bareng final Liga Champions 2019, yang mempertemukan dua klub Inggris Tottenham Hotspur dan Liverpool.
Ini juga yang dilakukan Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Islam (UKMKI) Unair di Masjid Nurruzaman Unair pada Minggu (2/6/2019) dini hari. Pada itikaf malam itu, mereka tak hanya menggelar salat tahajud dan Qiyamul Lail seperti biasanya, tapi juga Nobar Final Liga terbesar bagi klub-klub Eropa tersebut.
Diki Febriyanto Ketua UKMKI Unair mengatakan, nobar final Liga Champions di sudah digelar sejak tahun kemarin. Saat itu, Final Liga Champions 2018 yang mempertemukan Real Madrid dan Liverpool juga bertepatan dengan bulan suci Ramadhan.
“Kita coba mendekatkan kebutuhan millenial, yang biasanya kan hanya sekedar nonton di cafe, di tongkrongan, yang menjauhkan dengan masjid. Nah ini kita mencoba dekatkan millenial pecinta bola dengan masjid,” ujar Diki pada Minggu (2/6/2019).
Menurutnya, nobar di Masjid memiliki banyak kelebihan. Paling utama, setelah nonton, para fans bola ini bisa langsung salat subuh berjamaah, alih-alih tidur atau melanjutkan nongkrong di warung.
Respon positif pun banyak dituai dari penyelenggaraan ini. Pasalnya, mereka berhasil mengakomodir kaum muda yang ingin nonton final liga bergengsi tersebut, tapi tetap dekat dengan masjid.
“Ada ternyata kawan-kawan kita yang ingin salat di masjid, tapi warkop tempat nonton bolanya jauh. Sedangkan mereka pengennya juga deket ke masjid. Yang hadir dan dari komentar di sosmed, itu wah terimakasih sudah memberi fasilitas nobar di masjid,” katanya.
Yang menarik, dalam gelaran ini, mereka langsung menunjukkan keberpihakan pada salah satu klub, yaitu Liverpool. Keberadaan Moh. Salah Penyerang Liverpool menjadi daya tariknya. Pemain Muslim kelahiran asal Mesir ini dianggap sukses membawa citra baik Islam di tanah Eropa lewat sepak bola.
“Kami melihat sosok Salah jadi salah satu icon muslim di Eropa. Yang dia menyampaikan dakwah Islam, dengan kemampuan dan gayanya, ya lewat sepak bola. Dia secara tidak langsung menyampaikan dakwah disana,” katanya.
“Dengan beraninya dia di tengah masyarakat Eropa, dia bersujud setiap cetak gol. Dia menunjukkan keyakinannya secara penuh pada Islam dan itu bagian dari dakwahnya dia. Sosok yang luar biasa bagi Islam karena ia mampu berdakwah dengan caranya. Melalui potensinya, dia sudah mengenalkan Islam,” lanjutnya.(bas/dwi)