Sabtu, 23 November 2024

Tidak Punya Lawan Selevel di Asia, Atlet Binaraga Jatim akan Ikuti Kejuaraan Dunia

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Syafrizaldi binaragawan Jatim peraih medali emas kelas 75 Kilogram Binaraga PON XVIII 2012 menampilkan posenya, di Hotel New Hollywood, Pekanbaru, Riau, Rabu (12/9/2012). Foto: Antara

Selain cabang angkat Besi dan Berat, Pengurus Provinsi Persatuan Angkat Besi Binaraga dan Berat Seluruh Indonesia (Pengprov PABBSI) Jatim juga akan memaksimalkan atlet Binaraga Jatim.

Jefri Tagore Ketua Umum sekaligus Pelatih Tim Angkat Beban PABBSI Jatim mengatakan, atlet angkat Besi dan berat akan melakukan try out ke Korea Selatan. Sementara cabang Binaraga akan diberangkatkan untuk try out di Filipina.

Igit, satu diantara atlet terbaik Jatim, bahkan Indonesia, akan diikutkan sebuah kejuaraan dunia di Manila 29 November 2018 mendatang.

“Kita kirim Atlet binaraga Jatim ke kejuaraan Open Binaraga Dunia di Filipina. Salah satunya Igit. Tubuhnya sesuai postur untuk level Asia dan terlalu kuat untuk di Indonesia,” katanya.

Jefri mengungkapkan bagi atlet binaraga penting untuk terus ditandingkan untuk mengerti tolok ukur binaragawan lain. Karena binaraga sendiri merupakan olahraga tidak dapat terukur.

“Kemarin di PON, Igit nomor satu. Jadi terpaksa kita harus carikan lawan lagi yang sepadan. Kalau tidak ditandingkan, atlet ini bisa merasa bahwa dirinya sudah yang terbaik, tidak ada tolok ukurnya lagi,” katanya kepada Budi Leksono Suara Surabaya, Kamis (11/10/2018).

Dalam kejuaraan dunia di Manila, Filipina, Jefri Tagore mengatakan Jatim tidak hanya akan mengirimkan atlet senior Igit saja, namun juga akan mengirimkan dua atlet Puslatda lainnya.

“Kita akan kirim Akbar dan Syafri Syaldi. Harusnya akan kirim juga Komara Ditayana yang sebenarnya sudah disiapkan, tapi belum siap turun karena cedera,” ungkapnya.

Jefri berharap, lewat persiapan program yang sudah dijalankan termasuk try out ke Manila, akan menghasilkan pencapaian Jatim di persaingan PON Papua 2020 yang lebih maksimal.

Jefri sendiri menargetkan Jatim minimal bisa menyumbangkan 2 medali emas.

“Di binaraga ini kita targetnya 2 medali emas karena nomor kita banyak yang dipangkas. Dari 8 nomor di PON kemarin, rencana di PON kali ini hanya 5 nomor. Jadi, yang tadinya target 3 medali emas, kita jadikan 2 karena ada 2 kelas yang akan diikuti atlet kita nanti,” terangnya.

Try out ke Manila, Filipina mungkin akan menjadi yang terakhir untuk program Binaraga Jawa Timur sebagai persiapan ke PON Papua 2020.

Binaraga yang sangat berbeda dengan angkat berat ataupun besi, lanjut Jefri menjadikan lokasi try out Binaraga harus melihat lokasi atau negara yang pas untuk mendukung program karena harus memperhatikan banyak hal, termasuk menu makanan yang harus dikonsumsi atlet.

“Binaraga untuk latihan di luar negeri sangat riskan kalau tidak benar-benar menemukan tempat yang baik bagi mereka karena berhubungan dengan program dietnya. Binaraga tidak asal makan protein, tapi juga makanan yang bersih. Apalagi jika negara yang banyak menjual makanan tidak halal. Itu jadi makin sulit untuk kita,” papar Jefri.

Di PON Papua 2020, cabang Olahraga Binaraga Jatim akan menghadapi persaingan ketat dari beberapa daerah, diantaranya dari tuan rumah Papua dan kontingen kuat lain, seperti Jawa barat karena kedua daerah tersebut memiliki andalan di nomor 70 Kilogram, 70 kilogram plus, dan 75 Kilogram. (bud/nin/bid)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs