Otoritas Rusia, Senin (16/7/2018), memenjarakan empat anggota kelompok band punk feminis “Pussy Riot” selama 15 hari setelah mereka menerobos masuk ke lapangan dalam pertandingan final Piala Dunia 2018 dengan memakai seragam polisi.
Pengadilan Moskow memvonis Veronika Nikulshina, Olga Kuracheva, Olga Pakhtusova dan Pyotr Verzilov 15 hari penjara dan juga melarang mereka datang ke pertandingan olahraga selama tiga tahun, menurut laporan situs berita pengadilan Mediazona yang dilansir oleh Antara, Selasa (17/7/2018).
Mereka dinyatakan bersalah karena melanggar aturan untuk perilaku penonton dan dijatuhi hukuman maksimal atas dakwaan tersebut.
Mereka berempat menerobos masuk ke lapangan di Stadion Luzhniki di Moskow pada Minggu (15/7/2018) dan membuat pertandingan babak kedua antara Prancis dan Kroasia terhenti sejenak.
Pertandingan final itu disaksikan Vladimir Putin Presiden Rusia dan para pemimpin dunia termasuk Emmanuel Macron Presiden Prancis.
Pussy Riot tidak lama kemudian mengunggah pesan di situs jejaring sosial yang mengklaim bertanggung jawab atas protes itu dan mengeluarkan daftar enam tuntutan politik.
Salah satu bunyi tuntutan tersebut adalah : “Bebaskan seluruh tahanan politik.”
Tuntutan lainnya termasuk menghentikan penangkapan dalam demonstrasi damai dan mengizinkan persaingan politik di negara ini.
Pussy Riot terkenal karena menampilkan lagu protes anti-Putin di sebuah gereja pusat di Moskow pada Februari 2012.
Tiga dari anggota kelompok itu dihukum karena hooliganisme dimotivasi oleh kebencian agama di pengadilan yang menarik perhatian media global dan mengundang protes dari kelompok-kelompok hak asasi manusia.
Anggota kelompok Nadezhda Tolokonnikova dan Maria Alyokhina dibebaskan setelah menjalani 22 bulan dari hukuman dua tahun mereka. Anggota terpidana lain Yekaterina Samutsevich diberi hukuman percobaan. (ant/bas/ipg)