Liliyana Natsir Pebulu Tangkis nasional spesialis ganda campuran akan segera pensiun. Setelah pensiun dia akan menggantung raketnya dan fokus mengembangkan bisnis yang sudah dia rintis.
“Awal tahun depan, setelah melewati Asian Games, saya berencana pensiun. Karena sudah 33 tahun, dan selepas itu mungkin fokus bisnis,” kata Liliyana dikutip Antara, di Jakarta, Minggu (25/2/2018).
Bisnis yang akan difokuskan oleh pemain sarat prestasi itu adalah bisnis properti dan refleksiologi yang telah dia rintis selama beberapa tahun belakangan.
Untuk bisnis refleksi, dia mengaku sudah membuka bisnis itu sejak 2016 di Gading Serpong, Tangerang, dengan label Nine Family Reflexology. Tahun ini dia berencana membuka cabang di Mal Green Pramuka Square.
“Pada dasarnya saya memang senang refleksi, dari dahulu jadi atlet, kan sering dipijat. Jadi, saya tahu seperti apa pijatan yang enak dan membuat tubuh kita jadi segar,” katanya.
Oleh karena itu, dia terjun langsung memilih terapis. “Sekarang saya lagi survei juga,” kata peraih emas Rio de Janeiro itu.
Sedangkan untuk bisnis properti, Lilyana memiliki minat bisnis ini setelah berkonsultasi dengan paman dan teman-temannya yang sudah berbisnis properti lebih dulu.
Berbekal “sharing” pengalaman itu, Liliyana akhirnya terjun pada 2014 silam dengan membangun cluster perumahan berkisar Rp500 juta hingga Rp600 juta sebanyak dua kompleks kecil dengan jumlah satu kompleks antara 14 sampai 15 rumah dengan ukuran tipe 48 untuk tanah 80 meter persegi.
“Dua kompleks tersebut ada di Bekasi, daerah Kranggan, satu namanya Bale Sampurna, satu lagi namanya Bale Jati Raden. Lokasinya di timur Jakarta karena harga tanah di sana masih murah dan daerahnya masih mudah diakses,” ucap tandem main Tontowi Ahmad tersebut.
Saat ini, Liliyana sendiri tengah membangun proyek propertinya yang ketiga dengan lokasi yang sama-sama di Kota Bekasi. Namun, dengan harga di atas proyek pertama dan kedua, mencapai Rp1 miliar.
Proyek yang rencananya akan diberi nama Royal Hankam ini, menurut Liliyana, memiliki harga lumayan tinggi karena aksesnya lebih mudah dari proyek sebelumnya, dengan jarak 2 kilometer dari akses tol.
“Karena harganya tinggi, saat ini saya bangun rumah contoh dulu supaya pemesan bisa lebih yakin,” ucapnya.
Liliyana mengaku, dirinya sama sekali tidak memikirkan mengikuti langkah mantan pebulu tangkis lainnya, yang sebagian besar masih tidak lepas dari olahraga tepok bulu angsa. Misalnya dengan menjadi pelatih atau pemilik gedung olahraga bulu tangkis.
“Kalau jadi pelatih saya belum tentu mampu meskipun dibilang orang saya pemain hebat, tapi ngelatih itu beda. Sementara untuk GOR, saya lihat agak kurang menjanjikan untuk balik modal cepat. Oleh karena itu, saya pilih properti ini sebagai tabungan masa depan saya,” ucapnya.
Selain itu, Liliyana juga kini tengah menjajaki pembangunan proyeknya yang keempat dengan lokasi yang tidak jauh dari proyek pertama hingga ketiga dengan konsumen sasaran masyarakat menengah.
“Kalau tanah sudah `deal`, saya mau berjalan proyek keempat, maunya harganya di kisaran Rp375 juta hingga Rp400 juta,” katanya.
Ia melanjutkan, “Saya inginnya di situ memang karena `kan masyarakat akan lebih mudah mengambil kredit perumahan rakyat (KPR).”
Namun, meskipun harganya di bawah proyek-proyek sebelumnya, dia inginnya pekerjaan rapih, bertanggung jawab, sesuai dengan spesifikasi karena bawa namanya.
“Saya juga inginnya terlibat dalam desainnya. Namun, belum mampu Mas. Mudah-mudahan terealisasi nanti,” kata Liliyana.(ant/den)