Hingga Selasa (28/8/2018) pagi, total perolehan medali Indonesia mencapai 22 emas, melebihi medali emas yang ditargetkan semula yakni sebanyak 16 emas. Untuk itu, pemerintah sangat mengapresiasi perjuangan atlet Indonesia dan memberikan bonus uang sebesar Rp1,5 miliar.
“Kami akan tetap penuhi janji, untuk medali sebesar 1,5 miliar,” ujar Gatot S Dewabroto Deputi 5 Bidang Harmonisasi dan Kemitraan sekaligus Sekretaris Kemenpora kepada Radio Suara Surabaya, Selasa (28/8/2018).
Tidak hanya emas, atlet yang mendapatkan medali perak pun juga mendapatkan bonus. Namun jumlah selisihnya cukup jauh.
“Kemudian untuk perak itu 250 juta, ini beda jauh karena agar atlet termotivasi untuk mendapatkan emas,” katanya.
Untuk jumlah medali yang melebihi target, Gatot mengaku pihaknya telah menyiapkan bonus tersebut berapapun medali yang didapat sehingga tidak memunculkan masalah keuangan bagi negara.
“Alhamdulillah sudah kita planning jauh-jauh hari, kami juga sampaikan kepada ibu Sri Mulyani Menteri Keuangan yang cukup kooperatif untuk itu, sudah disiapkan berapapun medalinya,” tambahnya.
Selain bonus berupa uang, pemerintah juga telah menyiapkan bonus lain seperti menjadi prioritas untuk diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Untuk hal ini, para atlet yang menjuarai kompetisi Asian Games 2018 harus berusia maksimal 35 tahun.
Sedangkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), juga telah menyiapkan rumah bagi peraih medali emas di Asian Games kali ini.
Mengenai cabang olahraga pencak silat dimana Indonesia menyapu bersih medali emas, Gatot mengaku, hal itu bukan desakan dari Indonesia. Namun hak istimewa Indonesia selaku tuan rumah.
“Tidak ada desakan dari Indonesia untuk mengadakan pencak silat, tapi hak prerogatif dari tuan rumah. Hanya saja betul, hal itu akan menjadi pr (pekerjaan rumah, red) untuk 4 tahun kedepan (Asian Games, red) di China,” kata Gatot.
Hal ini dikarenakan cabor pencak silat tidak masuk dari daftar olahraga olimpiade. Untuk itu, jika Indonesia menginginkan cabor pencak silat maka harus ada pendekatan dengan pihak tuan rumah di Asian Games selanjutnya.
“Kalau tuan rumah sangat welcome, kita aman, arena bukan cabor olimpiade, maka harus ada pendekatan tersendiri dengan tuan rumah (Asian Games, red) selanjutnya,” tutupnya.(tin/dwi)