Mochammad Supriadi pemain sayap (Winger) Timnas Indonesia U-16 tak mengira perjalanannya menekuni sepakbola sampai sejauh ini. Bocah mungil asal Kedung Asem, Kedungbaruk, Rungkut, Surabaya telah menapaki perjalanan berat, sebelum akhirnya direkrut Fachri Husaini sang pelatih untuk gabung di Timnas U-16.
Besar dari keluarga serba pas-pasan, ketertarikan Supriadi pada sepakbola dimulai sejak usia 5 tahun. Kala itu, Supriadi sering diajak Kalsum sang ibu, berjualan es di tepi lapangan Rungkut. Dari memperhatikan, menyentuh bola, hingga ikut bermain, di situlah tekad Supiradi dimulai.
Melihat potensi anaknya, Kalsum kemudian terus memberi dukungan. Dengan uang pas-pasan, kadang-kadang ia mengutang ke tetangga, Kalsum terus mendorong minat Supriadi bermain bola mulai tergabung klub gala desa sampai tingkat kecamatan.
“Saya ini orang enggak punya, dulu saya sempat putus asa bagaimana cari uang untuk membayar iuran anak saya ketika ikut turnamen ke luar kota. Pinjam uang ke sana kemari dan mendapat bantuan dari para orang tua pemain lain di klubnya Rungkut FC, terus Supri baru bisa ikut turnamen,” kata Kalsum.
Perjalanan Supriadi terus kian terjal saat dia berangkat merantau ke Jakarta diajak seseorang bergabung di sebuah klub sepakbola Blue Eagle. Nasib Supri tak begitu baik di klub itu. Kata Kalsum, Supriadi seperti tak terurus saat merantau di Jakarta. Supri bahkan harus berjualan baju dan sepatu di agar sekolahnya tetap bisa lanjut.
Hingga kemudian, gerbang nasib mulai sedikit terbuka saat Supri mengikuti seleksi Timnas pelajar. Supri memberanikan diri menelepon nomor orang PSSI yang dia kenal dan bisa ikut seleksi.
“Sebenarnya kondisi Supri waktu itu sedang sakit, tapi PSSI membantunya untuk perawatan dan masuk Timnas Pelajar,” kata Kalsum.
Sekarang ini, anak keempat dari pasangan Dinan dan Kalsum itu termasuk salah satu calon bintang Timnas Indonesia. Fachri Husaini Pelatih Timnas U-16 juga mengapresiasi kecepatan permainan Supriadi.
Pada suatu kesempatan selepas pertandingan melawan Filipina, Fachri pernah berujar bahwa para pemain Timnas U-16 butuh penguatan mental agar tidak mudah jumawa dengan hasil sampai sejauh ini.
“Kalau mental, apapun hasilnya mereka harus menginjak bumi. Mereka bukan bintang, tapi mereka calon bintang. Saya tidak ingin tim ini didominasi satu dua pemain sajai,” kata Fachri dalam jumpa pers usai pertandingan di Gelora Delta Sidoarjo, Minggu (29/7/2018) malam.(bid/tin)