Sabtu, 23 November 2024

IMI Jatim Bertemu DPRD Kota Surabaya Bahas Rusaknya Beberapa Area Sirkuit GBT

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan
IMI Jatim memenuhi undangan dari DPRD Kota Surabaya untuk membahas beberapa agenda. Satu diantaranya yang paling krusial, sesudah ditemukannya kerusakan di beberapa area Sirkuit GBT. Foto: Fitriana Ayu Redaksi Suara Surabaya

Ikatan Motor Indonesia (IMI) Pengprov Jawa Timur yang dinobatkan sebagai IMI Terbaik 2017 masih menemui beberapa kendala. Terutama dalam pengelolaan dan pemakaian Sirkuit Gelora Bung Tomo (GBT).

Di awal tahun 2018, IMI Jatim memenuhi undangan dari DPRD Kota Surabaya untuk membahas beberapa agenda. Satu diantaranya yang paling krusial, sesudah ditemukannya kerusakan di beberapa area Sirkuit GBT.

Lintasan balap permanen yang jadi kebanggan warga Surabaya ini menjadi lahan parkir dadakan terutama saat ada gelaran sepakbola.

Kondisi ini membuat Bambang Haribowo selaku Ketua IMI Pengprov Jatim mengambil sikap untuk berkoordinasi dengan Wakil Rakyat dalam menemukan solusi.

“Kami harap DPRD bisa membuat aturan kalau sirkuit memang untuk balap bukan lahan parkir. Sirkuit dibangun dari uang rakyat dengan biaya mahal. Nominalnya jelas berbeda dengan pembangunan jalan raya. Sebenarnya ada lahan kosong yang bisa dipakai parkir tapi justru dipakai buka lapak,” kata Bambang pada Fitriana Ayu reporter Redaksi Suara Surabaya

Ketua yang akrab dipanggil Bambang Kapten ini mengaku, dampak yang terjadi kalau sirkuit menjadi lahan parkir dadakan cukup fatal. Apalagi yang mulai kelihatan kerusakannya di bagian trek lurus untuk balap drag sepanjang 201 meter.

“Sekarang sudah mulai kelihatan kerusakannya. Aspal lubang-lubang karena kena standard motor. Sesudah lubang akan melebar kalau kena air hujan. Aspal lintasan balap sangat tipis, bawahnya beton cor. Beda dengan aspal jalan raya, bawahnya sirtu. Itu bukti ketebalan aspalnya beda. Parkir harusnya di lahan lain karena area GBT cukup luas,” ujarnya.

Selain pemakaian lahan parkir di Sirkuit GBT, agenda lain yang dibahas dengan Armuji Ketua DPRD Surabaya terkait biaya sewa sirkuit yang dinilai terlalu mahal.

Sewa sirkuit awalnya di kisaran Rp14 juta tapi sekarang Rp240 juta. Mahalnya sewa sirkuit semakin memberatkan penyelenggara ajang balap motor maupun mobil karena dilarang menjual tiket.

Sementara itu terkait kalender balap di Jatim musim ini, Bambang Kapten mengaku masih membahas.

“Kemungkinan Februari gelar Rapat Kerja Provinsi, tentukan kalender balap semusim. Jatim juga berpotensi jadi tuan rumah pembuka Kejurnas Motorprix, perebutkan Piala Ketua DPRD Surabaya di Sirkuit GBT,” katanya.

Perlu diketahui, Stadion dan Sirkuit Gelora Bung Tomo (GBT) memang bisa menaikkan elektabilitas Surabaya dari sektor olahraga maupun otomotif. Asalkan perlu dukungan semua pihak dalam perawatan dan pemakainnya sesuai dengan keperuntukan. (ayu/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs