Gugus tugas FIFA mengusulkan penggunaan algoritma untuk menghitung biaya transfer dan pajak barang mewah serta adanya pembatasan jumlah pemain yang dapat dipinjamkan dalam laporan tentang kemungkinan reformasi sistem transfer sepak bola.
Antara melansir, laporan yang telihat media dan ditemukan beberapa kegagalan dalam sistem saat ini, menyebutkan adanya banyak kritik. Salah satunya menyebabkan berbagai pelanggaran dengan mengorbankan pemain muda dan integritas kompetisi.
Dikatakan bahwa meningkatnya jumlah biaya transfer pemain sepak bola di pasaran telah mendorong ‘praktik buruk yang dapat menyebabkan eksploitasi pemain.
Dalam bagian tentang peran agen, laporan itu menambahkan bahwa sistem transfer tampaknya telah berubah menjadi pasar spekulatif. Ini tidak adil untuk klub sepak bola atau akar rumput yang merupakan dasar dari olahraga profesional.
Gianni Infantino Presiden FIFA setelah terpilih pada tahun 2016 mengatakan, reformasi sistem transfer adalah salah satu prioritasnya dan sejak itu dia menyuarakan keprihatinannya pada biaya transfer pemain yang meroket.
Laporan itu mengatakan, mekanisme untuk mencapai transparansi dan objektivitas dalam perhitungan biaya transfer harus dipertimbangkan.
Hal ini memunculkan beberapa gagasan untuk mengerem biaya, termasuk penggunaan algoritma atau serangkaian aturan matematika, untuk menghitung nilai pemain.
Nilai Transfer
Gugus tugas, yang dibentuk Infantino pada November mengatakan, Observatorium CIES yang berbasis di Swiss telah mengembangkan suatu algoritma untuk memperkirakan nilai transfer dan probabilitas dengan cara ilmiah.
Ide lain yang dikemukakan adalah untuk memaksakan pajak barang mewah atas belanja transfer yang berlebihan dan menggunakan uang yang dikumpulkan untuk menciptakan dana solidaritas.
Laporan itu juga merekomendasikan untuk membatasi jumlah pemain pinjaman yang bisa dilakukan klub dalam satu musim antara enam dan delapan pemain saja, dengan maksimal tiga atau dari klub yang sama. Ia juga mengatakan sistem pinjaman diperlukan agar ada tujuan yang jelas.
Laporan itu mengatakan pengaturan saat ini kadang-kadang mencegah pemain muda untuk mengembangkan sepenuhnya bakat mereka, dan menambahkan bahwa satu klub yang tidak disebutkan namanya telah meminjamkan 146 pemain antara tahun 2011 hingga 2017.
Batas ukuran skuad juga diusulkan. Laporan mengatakan bahwa penumpukan dan peminjaman pemain berikutnya, khususnya pemain muda, dapat merugikan perkembangan mereka karena sifat tidak menyenangkan dari pinjaman.
Mengenai agen sepak bola, laporan mengusulkan batas atas biaya dan mengakhiri praktik di mana agen yang sama dapat bertindak untuk kedua klub dan pemain dalam satu transaksi.
Laporan tersebut juga mengusulkan pembentukan clearing house untuk memproses transfer, membayar agen dan mendistribusikan kompensasi pelatihan.
Dengan demikian, menurut laporan tersebut, semua upaya yang direncanakan tersebut diharapkan mampu membantu mencegah perilaku curang dan pencucian uang.(ant/tin/ipg)