Jevon Lionel Koeswoyo Atlet Wushu Junior asal Surabaya peraih medali emas dan perak di ajang 7th World Junior Wushu Championship Brasilia 2018 mendapatkan apresiasi dari Imam Nahrawi Menteri Pemuda dan Olahraga, di Jakarta.
Dia bersama timnya, juga para pelatih dari Pengurus Besar Wushu Indonesia (PBWI), diundang ke Kantor Menpora di Jakarta, Senin (23/7/2018), untuk menerima apresiasi berupa bonus atau tunjangan prestasi senilai Rp200 juta.
Wandi Tandun pelatih Wushu Surabaya yang juga merupakan pelatih Jevon mengatakan, rombongan tim wushu yang telah berkompetisi di Brasil pada pada 9-15 Juli 2018 lalu, tiba di Jakarta Minggu (22/7/2018) malam.
“Datang tadi malam untuk undangan Pak Menpora di Kantornya hari ini. Acaranya tadi mulai pukul 08.30 WIB,” ujarnya ketika dihubungi suarasurabaya.net, Senin siang.
Dia mengatakan, tunjangan prestasi Rp200 juta itu diberikan oleh menteri atas sejumlah medali yang telah diraih oleh tim, yakni 2 medali emas, 10 perak, dan 7 perunggu dalam kejuaraan dunia wushu junior di Brasil.
Tunjangan prestasi dari Menpora itu, kata Wandi, nantinya akan dibagikan kepada para atlet sesuai proporsi dan masing-masing medali yang mereka dapatkan. Pengaturan pembagian ini akan dilakukan oleh manajer tim.
Pada pertemuan di Jakarta, Imam Nahrawi Menpora menyuntikkan semangat agar tim wushu junior Indonesia terus berjuang di kejuaran-kejuaraan berikutnya, dan turut menyukseskan Asian Games 2018.
“Menpora mengucapkan terima kasih karena sudah mengharumkan nama bangsa di ajang wushu dunia. Menpora meminta kami, para pelatih di PBWI, agar terus memantau perkembangan anak didik,” katanya.
Setelah ini, para atlet junior harus tetap berlatih. Wandi mengatakan, meski mereka tidak akan terlibat dalam nomor Wushu di Ajang Asian Games 2018, sudah ada kejuaraan wushu tingkat Asian yang menanti mereka.
Kejuaraan Asian wushu junior itu akan terselenggara di Shanghai, China pada 2019 mendatang.
“Jadi mereka harus tetap berlatih. Setelah ini juga ada Kejurnas (Kejuaraan Nasional) dan kejuaraan terbuka (open tournament) yang harus mereka ikuti, dan ada sistem degradasi,” ujarnya.
Sistem degradasi yang Wabdi maksudkan, atlet yang akan mewakili Indonesia di Timnas Wushu untuk mengikuti ajang internasional harus berprestasi di Kejurnas atau akan terdegradasi dari Timnas.
“Termasuk Jevon juga harus berlatih lebih semangat kalau tidak mau terdegradasi dari Timnas,” kata Wandi.
Jevon mengaku sangat senang mendapat apresiasi langsung dari Menpora. Dia mengaku, baru kali ini bertemu langsung dan berjabat tangan dengan Imam Nahrawi meski sudah banyak medali yang dia menangkan.
“Senang sekali. Iya, ini baru pertama kali ketemu Pak Menteri,” ujarnya ketika dihubungi via telepon. Jevon mengatakan, ke depan dia akan lebih giat berlatih wushu.
Hal itu tidak akan susah dia lakukan karena wushu sudah menjadi bagian hidupnya sejak masih duduk di Kelas II Sekolah Dasar. Dia bahkan melakukan latihan seperti trekking dan jogging di rumah.
Remaja anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Novianto Asali Koeswoyo dan Ernawati itu mengaku bangga dan mempersembahkan medali itu untuk mamanya.
Sebab, menurut Jevon, yang selama ini telah menjadi motivasi dirinya adalah mamanya yang telah mendukungnya sepenuh hati untuk terus melatih diri di bidang wushu.
Kegembiraan juga dirasakan oleh Novianto Asali Koeswoyo, ayah Jevon, yang mengantar putra sulungnya ke Jakarta untuk memenuhi undangan Menpora.
“Saya sangat senang dan bangga, Jevon dapat apresiasi langsung dari Pak Menpora. Baru pertama kali ini juga saya ketemu langsung dengan Pak Menpora,” kata Novianto.
Selama ini, kata dia, keluarga Jevon selalu mendukungnya dalam setiap latihan maupun kejuaraan yang dia ikuti. Ada pesan yang selalu dia sampaikan kepada Jevon setiap kali Jevon hendak berkompetisi.
“Saya selalu pesan ke Jevon, fokus saja. Jangan melihat rewardnya. Kerjakan yang terbaik untuk meraih prestasi, dengan prestasi itu orang pasti akan melihatnya,” kata dia.(den/dwi)