Sabtu, 23 November 2024

Bima Sakti Minta Masyarakat Tidak Saling Menyalahkan Atas Kegagalan Timnas

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Zulfiandi Pesepak bola Indonesia (kiri) berebut bola dengan Jovin Hervas pesepak bola Filipina (kanan) dalam laga lanjutan Piala AFF 2018 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (25/11/2018). Foto: Antara

Bima Sakti Pelatih tim nasional Indonesia meminta semua pemangku kepentingan sepak bola nasional untuk tidak saling menyalahkan terkait kegagalan skuatnya lolos dari fase grup Piala AFF 2018.

“Saat ini yang harus dilakukan adalah mencari solusi yang terbaik untuk tim nasional,” ujar Bima usai laga terakhir Grup B Piala AFF 2018 kontra Filipina di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (25/11/2018) malam.

Bima menegaskan, dirinya bertanggung jawab penuh untuk performa Indonesia di Piala AFF 2018.

Namun, soal timnas bukanlah soal Piala AFF atau turnamen internasional semata. Yang terpenting dari sebuah timnas, menurut Bima seperti dikutip Antara, adalah upaya untuk membentuk sebuah skuat yang kuat dan berkelanjutan. Caranya yaitu dengan membenahi kompetisi sepak bola usia muda.

Bima Sakti pun membandingkan kondisi Indonesia dengan Swedia, negara tempat dia bermain pada musim 1995-1996. Di periode itu, Bima merumput di skuat muda salah satu klub terbesar di Swedia, yakni Helsingborg.

“Pada tahun 1995-1996 itu saya menyaksikan bagaimana liga Swedia menjalankan kompetisi usia muda serentak dengan liga tertinggi. Ketika klub Helsingborg bermain di akhir pekan, misalnya, maka tim muda Helsingborg juga turut berkompetisi. Bayangkan, itu tahun 1995-1996,” kata dia.

Situasi sebaliknya terjadi di Indonesia yang bahkan baru memiliki liga U-16 mulai tahun 2018 dan liga U-19 mulai tahun 2017. Padahal, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) sudah berdiri sejak tahun 1930.

Bima menambahkan, ketiadaan kompetisi juga yang menjadi alasan mengapa pelatih sebelumnya timnas Indonesia, Luis Milla harus mengajarkan pemain timnas U-23 Indonesia teknik dasar bermain sepak bola seperti tentang posisi badan ketika menerima bola, kapan harus melepaskan umpan silang dan sebagainya.

“Di timnas U-21 Spanyol yang dibawanya juara Piala U-21 Eropa pada tahun 2011, Luis Milla tidak perlu menjelaskan hal-hal seperti itu kepada pemainnya ketika itu seperti Juan Mata, Thiago Alcantara. Anak-anak asuh Luis Milla sudah mendapatkan pelajaran tersebut di kompetisi level klub,” tutur dia.

Tidak ada yang instan dalam pembentukan tim nasional, kata Bima Sakti. Semua butuh proses dan tidak boleh berhasrat langsung juara dengan cara-cara instan.

Laga terakhir Grup B Piala AFF 2018 tim nasional sepak bola Indonesia, yang sudah dipastikan tersingkir dari turnamen, versus Filipina di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu, berakhir seri tanpa gol atau dengan skor 0-0.

Hasil ini membuat Filipina lolos ke semifinal Piala AFF 2018 sebagai peringkat ke-dua grup. Mereka mendampingi juara Grup B Thailand yang di laga lain menaklukkan Singapura dengan skor 3-0 di Stadion Rajamangala, Bangkok. (ant/nin/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
31o
Kurs