Di antara para supporter Persebaya Surabaya atau yang dikenal Bonek adalah anak remaja, yang bahkan ada juga masih berusia di bawah umur.
Anak-anak di bawah umur inilah, yang berusia antara 13-16 umur, yang ditahan Polresta Surakarta menjelang pertandingan antara Persebaya Surabaya dengan PSMS Medan, Sabtu kemarin (3/2/2018).
Mereka diamankan dan ditahan karena terbukti membawa senjata tajam. Senjata tajam yang dibawa suporter ini terdiri dari satu celurit, satu golok, satu pedang samurai, tiga pisau, tiga gunting, ikat pinggang, taring babi, dan tiga botol minuman keras.
Menurut Maruarar Sirait Ketua SC Piala Presiden, anak-anak ini masih dalam ruang lingkup yang masih membutuhkan didikan dan pengetahuan. Sebab misalnya, saat dia tanya anak usia 13 tahun, ternyata anak-anak itu tidak tahu bahwa membawa senjata tajam itu melanggar aturan hukum yang berlaku.
“Para suporter diharapkan akan sadar akan aturan hukum. Tentu saja para suporter juga harus diedukasi sebagai kewajiban menjaga keamanan bersama,” kata Maruarar di Polresta Surakarta, Minggu sore (4/2/2018).
Maruarar datang ke Polresta Surakarta untuk membebaskan anak-anak bonek ini. Ia pun mengingatkan agar anak-anak Bonek ini tidak mengulangi kembali kesalahan yang sama.
Dalam kesempatan ini, Maruarar, yang didampingi Irjenpol Condro Kirono Kapolda Jawa Tengah dan Kombes Pol Ribut Hari Wibowo Kapolresta Surakarta, mengucapkan terima kasih kepada polisi. Masalah ini tentu saja akan menjadi catatan bagi penyelenggara.
“Masalah suporter memang menjadi PR kita bersama. Kita tahu bagaimana membina puluhan ribu orang itu tak mudah, ada yang taat, mengerti, tapi juga masih ada berbagai alasan, bayangkan umur 13 tahun kelas VI SD sudah bawa sajam,” keluhnya.
Maruarar berharap para suporter akan sadar akan aturan hukum. Tentu saja para suporter juga harus diedukasi sebagai kewajiban menjaga keamanan bersama.(faz/iss/den)