Penguasaan bola menjadi gaya bermain Indonesia turut dituangkan dalam kurikulum sepak bola yang disusun Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), kata Danurwindo Direktur Teknik Tim Nasional (Timnas) PSSI.
“Jadi, nantinya pemain tahu kapan harus membangun permainan dari bawah, kapan mesti mengontrol lini tengah, kapan beranjak ke depan,” ujarnya di Tangerang, Banten, Jumat malam (31/3/2017).
Namun, Danurwindo ia menegaskan bahwa penguasaan bola yang dimaksud bukanlah sekadar mengoper bola berlama-lama, tetapi bagaimana pesepakbola Indonesia berkemampuan mengendalikan permainan untuk mencetak gol.
Saat ini, menurut dia, rumusan kurikulum yang akan diterapkan di seluruh Sekolah Sepak Bola (SSB) di Indonesia tersebut terus dipertajam walau sudah diujicobakan di beberapa tempat.
Dengan adanya kurikulum, dikemukakannya, maka diharapkan filosofi sepak bola Indonesia dapat terbentuk.
“Sampai saat ini tanggapan SSB terkait kurikulum cukup positif,” tuturnya.
PSSI ingin menerapkan gaya bermain cara Indonesia, khususnya sejak pesepakbola masih berusia belia.
Saat yang paling tepat untuk menanamkan teknik bermain dengan cara Indonesia, dikatakannya, adalah ketika pesepakbola berusia 11 hingga 14 tahun atau setelah melewati masa bersenang-senang dengan bola di rentang umur lima hingga 12 tahun.
“Karena itu, kami juga akan mengusahakan kehadiran para pelatih berkualitas di setiap kelompok umur, sehingga ketika menginjak usia 17 atau 18 tahun, pemain sudah siap,” katanya seperti dilansir Antara.
Pelatih Timnas Sepakbola Indonesia Luis Milla memuji potensi pesepak bola muda nasional.
Setelah menyelami persepakbolaan Indonesia, pria Spanyol itu yakin bahwa ada banyak bakat alami yang sangat bagus, terutama di sektor gelandang yang dinilainya kreatif, sehingga disarankan untuk terus dikembangkan.
“Kekuatan Indonesia di pemain tengah dan banyak yang punya akselerasi bagus. Dari sini sebenarnya bisa dibangun sebuah filosofi sepak bola Indonesia. Yang kurang mungkin posisi penyerang, tetapi saya rasa sektor itu bisa diperkuat dengan memberikan porsi bermain lebih banyak untuk pesepak bola lokal di klub,” demikian Milla.(ant/ipg)