Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menegaskan larangan terhadap Bobotoh suporter sepak bola Persib Bandung di dalam stadion selama lima kali laga klub sepak bola itu.
“Komisi disiplin telah memutuskan larangan bobotoh masuk stadion, tapi bukan pertandingan tanpa penonton. Tantangan besar bagi operator liga dan klub bagaimana mendefinisikan bobotoh,” kata Joko Driyono Wakil Ketua Umum PSSI usai Jumpa Suporter Sepak Bola Indonesia di Wisma Kemenpora Jakarta, Kamis (3/8/2017).
Komisi Disiplin PSSI memberikan hukuman pelarangan suporter Persib Bandung selama lima kali pertandingan menyusul pelemparan dan pemukulan terhadap pemain Persija Jakarta oleh penonton dan suporter Persib dalam laga Liga 1 pada 22 Juli.
Joko mengatakan hukuman itu merupakan terobosan PSSI untuk mengedukasi para suporter klub sepak bola di Indonesia yang telah melanggar aturan pertandingan liga sepak bola nasional.
“Kami harus punya terobosan agar edukasi dapat dirasakan langsung tanpa suporter merasa digurui. Ekspresi suporter adalah ekspresi individu-individu yang bebas baik di dalam maupun di luar stadion. Tentunya itu harta karun kita,” kata Joko.
Joko mengakui konflik antarsuporter sepak bola nasional tidak dapat diselesaikan hanya dengan menggelar diskusi. “Pondasi ketertiban dalam pertandingan adalah keamanan, infrastruktur, regulasi dan penegakan disiplin, dan tentu ujungnya kebiasaan dari masing-masing suporter,” ujar Joko.
Acara Jumpa Suporter Sepak Bola Indonesia yang diselenggarakan Kementerian Pemuda dan Olahraga, menurut Joko, perlu dilanjutkan dengan kegiatan inisiatif lain seperti pemantauan diskusi antarsuporter di media jejaring sosial Internet.
“Rivalitas klub sepak bola yang lantas menurun menjadi rivalitas suporter tidak akan berakhir ketika eksistensi sepak bola yang intinya adalah kompetisi untuk mencari yang baik. Rivalitas itu akan selalu ada,” ujar Joko.
Namun, Joko berharap rivalitas antarsuporter sepak bola dapat diekspresikan dengan cara yang lebih baik dan elegan meskipun seringkali dilatarbekalangi faktor pendidikan ataupun ekonomi.
Acara Jumpa Suporter Sepak Bola Indonesia itu juga dihadiri Imam Nahrawi Menteri Pemuda dan Olahraga, Letnan Jenderal TNI Edy Rahmayadi Ketua Umum PSSI, dan Ratu Tisha Destria Sekretaris Jenderal PSSI.
Pertemuan itu merumuskan kalimat kesepakatan damai antarsuporter. “Kami sebagai bagian dari suporter klub sepak bola Indonesia sepakat untuk tetap menunjukkan loyalitas pada klub masing-masing dan menghormati pertandingan dengan tidak menunjukkan sikap permusuhan pada kelompok suporter yang lain dan masyarakat pada umumnya,” demikian bunyi kalimat damai itu.
Sejumlah suporter klub sepak bola nasional yang menghadiri Jumpa Suporter Sepak Bola Indonesia itu antara lain suporter Sriwijaya FC, Persiba Balikpapan, PS TNI, Mitra Kukar Kalimantan Timur, Persis Solo, PSIS Semarang, Semen Padang, Arema Malang, serta PSM Makassar.
Kegiatan Jumpa Suporter Sepak Bola Indonesia itu dilanjutkan dengan pertandingan futsal antarpendukung klub sepak bola Indonesia. (ant/den)