Selama 9,81 detik pada Minggu (14/8/2016) semua hal buruk yang baru-baru ini merundung atletik, terlupakan ketika Usain Bolt menang dalam final lomba lari 100 meter dan menjadi pria pertama yang tiga kali berturut-turut memenangi gelar juara Olimpiade di jalur lari.
Bintang Jamaika itu mengikuti Justin Gatlin, musuh bebuyutannya yang disoraki karena penggunaan doping pada masa lalu, sampai tanda 70 meter tapi kemudian melewati pelari Amerika itu dan menepuk dadanya saat melalui garis finis.
Gatlin, juara tahun 2004, berada di posisi kedua dengan catatan waktu 9,89 detik dan pelari Kanada Andre de Grasse membawa pulang perunggu dengan catatan waktu 9,91 detik, urutan posisi akhir yang sama dengan kejuaraan dunia tahun lalu.
Kemenangan Bolt membawanya satu langkah lebih dekat dengan targetnya memenangi kombinasi triple-triple emas di kategori 100m, 200m dan 4x100m dalam tiga Olimpiade berturut-turut.
Selain kejuraan dunia 2011, ketika dia diskualifikasi karena start yang salah, Bolt memenangi hampir setiap kejuaraan sprint sejak 2008.
Itu sama dengan lima medali emas Olimpiade dan tujuh di kejuaraan dunia.
Dua lagi perebutan medali emas Olimpiade dan empat kejuaraan dunia 4x100m dan mencetak rekor dunia di ketiga ajang itu akan menunjukkan dominasi totalnya.
“Untuk ini kami dilatih. Sudah saya bilang, saya akan melakukannya,” kata Bolt, 29 tahun, kepada para pewarta.
“Ada yang mengatakan saya bisa menjadi kekal. Masih dua medali lagi dan saya bisa undur diri. Abadi,” katanya seperti dikutip Antara dari kantor berita Reuters.
Bolt, yang sudah menjamin status legendanya, juga menambahkan reputasinya sebagai olahragawan penyenang penonton nomor satu saat dia dengan senang hati kelilingi stadion serta berpose dan berjabat tangan dengan penonton.(ant/iss/ipg)