Panitia Olimpiade Tokyo 2020 memperkenalkan logo baru yang berwujud desain tradisional Jepang, Senin (25/4/2016), tujuh bulan setelah logo sebelumnya dicabut karena dinilai plagiat.
Logo baru itu, hasil seleksi dari 14 ribu kandidat, mengadopsi pola kotak-kotak biru indigo yang disebut “ichimatsu moyo” dari masa Edo (1603-1868).
Bentuk persegi dalam desain itu mewakili keragaman budaya dan kebangsaan, dan melambangkan “persatuan dalam keberagaman”, kata panitia yang memilih logo tersebut.
“Saya perlu waktu lama untuk menciptakan logo ini — seperti anak saya sendiri,” kata seniman asal Tokyo Asao Tokoro yang memenangi lomba desain tersebut, seperti dikutip Antara kepada Reuters.
“Saya tidak bisa menjadi atlet, namun saya merasakan jalan panjang Olimpiade sejak saya kecil, dan saya bisa membawanya melalui desain,” katanya.
“Mulai hari ini, logo ini akan dipakai menuju Olimpiade dan Paralympic Tokyo 2020. Saya sangat berharap logo ini akan dikenal masyarakat,” kata Ryohei Miyata, ketua panitia pemilihan logo Olimpiade Tokyo 2020.
Anggota-anggota komite menekankan transparansi dalam proses seleksi untuk menghindari kesalahan langkah.
Sebelumnya, logo yang diperkenalkan menuai kecaman karena dianggap meniru logo teater di Belgia.
Namun, pihak penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 kepada BBC mengatakan, tidak setuju dengan tuduhan plagiarisme namun mengatakan terlalu banyak keraguan atas logo pertama.(ant/bbc/iss/ipg)