Penyelenggaraan Piala Presiden terbukti transparan. Hal ini sesuai dengan penilaian akhir dan opini Price Waterhouse Coopers (PWC), yang merupakan salah satu kantor jasa professional audit terbesar dan terpercaya, dan menjadi lembaga yang mengaudit Piala Presiden.
“Opini kami terhadap Piala Presiden 2015 adalah Wajar Tanpa Pengecualian atau kita kenal dengan WTP. Dengan opini ini artinya Piala Presiden benar-benar transparan dan akuntabel,” kata Lok Budianto dari PWC Indonesia usai bertemu dan melaporkan hasil audit kepada Joko Widodo Presiden di Istana Negara, Jakarta Selasa, (5/1/2016).
Lok melaporkan hasil audit kepada Jokowi bersama dengan Erick Thohir CEO Mahaka Group dan Maruarar Sirait Ketua SC Piala Presiden. Lok menjelaskan bahwa proses audit dilakukan sejak sepekan sebelum kick-off pertandingan perdana, atau sejak tanggal 26 Agustus 2015. Kick-off Piala Presiden digelar pada 30 Agustus 2015 di Stadion I Wayan Dipta Bali. Kick-off dihadiri langsung Jokowi Presiden.
“Karena sebelum kick-off kan pasti sudah ada penerimaan. Ada sponsor. Jadi proses audit dilakukan sejak tanggal 26 agustus,” ujar Lok.
Dia menjelaskan bahwa PWC Indonesia diminta Mahaka Sport sebagai penyelenggara Piala Presiden untuk mengaudit penerimaan dan pengeluaraan Piala Presiden saja. Dengan demikian audit hanya dilakukan khusus terkait dengan turnamen.
PWC, lanjut Lok, mengaudit penerimaan dari sponsor termasuk uang-nya yang disalurkan dan masuk ke akun bank yang khusus disediakan untuk Piala Presiden. PWC juga mengaudit pengeluaran, termasuk pengeluaran untuk wasit, hadiah, fasilitas turnamen dan lain-lain.
“Semua audit dilakukan dengan pendukungnya, misalnya kwitansi. Kami juga cek, apakah semua pengeluaran dan penerimaan tercatat benar-benar tidak. Kami juga konfirmasi ke bank. Setelah itu kami keluarkan opini. Dan opini-nya WTP. Opini ini bisa dipertanggungjawabkan,” kata dia.
Lok menilai Mahaka, sebagai penyelanggara yang sudah berpengalaman, sangat terbuka dan transparan. Semua data yang diperlukan diberikan semua, dan bahkan memiliki tempat khusus untuk mengorganisir data.
“Mereka tahu apa yang harus dipersiapkan dalam audit. Data mudah dicek karena diorganisir di satu tempat. Sebagai perusahaan yang berpengalaman tentu mereka juga memiliki prosedur tetap di perushaan mereka,” kata Lok.
Terkait dengan laporan kepada Presiden, Lok mengatakan bahwa Jokowi Presiden menanggapi dengan positif. Artinya, Piala Presiden sangat transparan dan akuntabel sebagaimana harapan Jokowi.
Hal penting lain, menurut Lok, adalah kehadiran Maruarar Sirait sebagai Ketua SC Piala Presiden. Maruarar selalu berpesan agar audit dilakukan secara independen, terbuka dan apa adanya.
“Kami memang independen. Tapi pesan Pak Ara sangat luar biasa. Pak Ara sering kontak saya dan mengatakan, kalau ada kesulitan mendapat data agar dikomunikasikan dengannya. Perhatian Pak Ara agar pertandingan ini transparan,” ujar Lok.
Di Istana, Maruarar Sirait mengatakan bahwa laporan hasil audit ini merupakan bagian dari pelaksanaan pesan Joko Widodo Presiden. Ada lima pesan Jokowi terkait dengan turnamen Pilada Presiden.
Pertama, pertandingan harus digelar secara transparan, maka dalam ajang Piala Presiden ini semua pemasukan dan pengeluaran harus diaudit oleh lembaga independen.
Kedua, pertandingan harus digelar secara fair play, dan ini merupakan hal yang sangat mahal dan penting dalam sebuah pertandingan, seperti misalnya tanpa pengaturan skor.
Ketiga, Piala Presiden harus bisa membangun prestasi olahraga dan memunculkan pemain-pemain baru yang berkualitas.
Keempat, Piala Presiden harus menggerakkan ekonomi kerakyatan, dan ini sudah terbukti betapa banyak usaha kecil menengah seperti tukang kaos, penjual aksesoris, pedagang minuman dan makanan terbantu.
Kelima, Piala Presiden harus menjadi hiburan rakyat, dan ini berhasil dengan antusiasnya warga datang ke lapangan serta rating televisi yang sangat tinggi.
Sementara itu, Erick Tohir, di Istana Negara mengatakan bahwa, laporan hasil audit kepada Presiden Jokowi ini sebagaimana telah dijanjikan sebelumnya.”Alhamdulillah masih ada sisa dana Rp 1,5 miliar lebih dari total Rp 45 miliar di mana dari pemasukan juga sudah ambil pajak penghasilan dan PPN kurang lebih Rp 6 M. Negara juga mendapat pemasukan sisa Rp 1,5 dari kelebihan ini,” ujar pengusaha yang juga menjabat Presiden Inter Milan itu.Soal peluang digelarnya Piala Presiden jilid kedua,
Erick tidak mau berkomentar banyak. Sebagai penyelenggara turnamen, Mahaka disebutnya siap jika nantinya kembali menggelar event tersebut.”Sesuai arahan Presiden mungkin di kemudian hari akan ada Piala Presiden lagi kita belum tahu. Saya rasa hasilnya senang karena memang baik dan secara audit juga transparan dan terbuka kan? Laporan ini juga ada di Sekneg (Sekretaris Negara) nanti, silakan saja,” kata dia lagi.(faz/iss/ipg)