Seorang warga negara Malaysia bernama Jawahir Saliman disebut sebagai pengatur skor pada pertandingan-pertandingan sepak bola Indonesia, kata Purwodadi Gunawan mantan pelatih Persipur di Jakarta.
“Jadi satu tim dikondisikan oleh orang Malaysia. Orang Malaysia ini bernama Jawahir Saliman dia terkenal dipanggil Mr Sam. Ini orang yang merusak sepak bola Indonesia,” kata Gunawan seperti dilansir Antara.
Menurut mantan pelatih Deltras Sidoarjo tersebut Jawahir sudah profesional dan piawai dalam mengatur hasil pertandingan di tiap kompetisi sepak bola Indonesia. “Memang dia sangat piawai sekali untuk mengondisikan kompetisi-kompetisi, setiap pertandingan dia selalu ada,” kata Gunawan.
Ia menjelaskan bahwa Jawahir yang biasa dipanggil Mr Sam tersebut merupakan mantan pemain timnas Malaysia. “Kalau di-Google dilihat ya, dia nampak orangnya kumisan, dulu katanya mantan pemain nasional Malaysia,” kata dia.
Gunawan juga mengakui bahwa dirinya pernah beberapa kali bertemu dengan Jawahir. “Pertama kali saat 2013, saya mau pertandingan, ketemu di Solo,” kata dia.
Mantan pelatih yang menukangi Persipur Purwodadi sejak 2012 tersebut menjelaskan bahwa “permainan” pengaturan skor Jawahir dilakukan secara profesional tanpa meninggalkan bukti.
“Mungkin mereka sudah profesional ya, mereka tidak pernah lewat transfer, selalu lewat cash. Ini uangnya langsung 400, dia kasih dulu separo, selesai dikasikan semua. Ini yang dialami Divisi Utama, jadi dia tidak pernah bermain transfer,” kata Gunawan.
Ia menjelaskan bahwa setiap melakukan pengaturan skor klub Persipur Purwodadi mendapatkan uang sebesar Rp400 juta per sekali pertandingan. Sedangkan untuk pemain, kata Gunawan, mendapatkan Rp10 juta hingga Rp15 juta setiap terlibat dalam pengaturan skor per pertandingan.
Gunawan menyebutkan bayaran tersebut dilakukan pada pertandingan klub Persipur Purwodadi yang berlaga di kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia tahun 2013. Lebih dari itu, bahkan klub-klub lain yang bermain di level kompetisi yang lebih tinggi dari Divisi Utama bisa mendapatkan uang lebih besar dari Rp400 juta.
“Oh iya jelas, (kalau ISL) lebih besar,” kata dia. Namun Gunawan mengaku tidak tahu berapa nilai yang dibayarkan untuk pengaturan skor dalam klub ISL.
Gunawan juga mengungkapkan bahwa hampir setengah dari klub yang berada di Divisi Utama terlibat praktik pengaturan skor. (ant/dwi/ipg)