Kekalahan Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2015 Singapura diwarnai dugaan pengaturan skor. Sehingga kasus ini sekarang masih jadi pekerjaan rumah untuk segera dibuktikan kebenarannya.
Dalam perkembangannya, sekarang muncul penilaian jika kasus pengaturan skor ini hanya sebagai pengalihan isu dari kasus pembekuan PSSI yang dilakukan Kemenpora.
Sudarmadji satu di antara pengamat sepak bola mengatakan, dugaan pengaturan skor yang menyebabkan Timnas U-23 SEA Game gagal menjadi juara, hanyalah sebuah pengalihan isu. Dia juga menilai dugaan tersebut hanya menstigma PSSI agar imagenya lebih buruk.
“Saya menilai ini lebih dekat ke pengalihan isu. Kita tahu isu tentang pengaturan skor itu sudah cukup lama disuarakan. Namun sampai saat ini kenapa pihak-pihak yang menyuarakan itu tidak berusaha serius untuk mengungkap dan menangkap pelakunya,” kata Sudarmadji kepada Krishna Radio Suara Surabaya, Jumat (19/6/2015).
Dia menambahkan, pihaknya mendorong semua pihak untuk segera merespon dugaan kasus pengaturan skor. Ini yang harus dilakukan pemerintah dan PSSI tentang dugaan kasus Pengaturan Skor. “Saya mendorong untuk segera mengungkap, kalau ada pelakunya segera tangkap dan proses secara hukum,” ujarnya.
Jika tidak segera diselesaikan, kata dia, soal dugaan pengaturan skor ini akan mengarah ke cabang olahraga (cabor) lainnya. Sehingga kerja keras dan prestasi para pelatih serta pemain hanya dihargai dengan sebuah tujuan yang mengecewakan.
Sudarmadji juga mengatakan, jika pemerintah menuduh PSSI sarangnya mafia, atau banyak praktik-praktik negatif, dia meminta untuk segera memanggil pihak PSSI dan semua komponen sepak bola.
“Kumpulkan dalam sebuah forum dan berdiskusi secara blak-blakan semua harus terbuka, untuk menyelesaikan bersama-sama masalah ini. Solusinya harus segera dipikirkan,” ujarnya. (krs/wak/ipg)