Tidak masuknya Mega Aramita Lestari dalam skuad atletik Surabaya dalam Porprov V di Banyuwangi ternyata karena Mega tak memiliki piagam Jatim Open yang digelar pada bulan Maret 2015 lalu. Dalam kejuaraan tersebut, dirinya hanya mampu meraih posisi 5 dalam kategori lompat jauh dan lompat jangkit perorangan.
Sementara, 23 anak yang lolos dan masuk skuad Porprov V 2015 nanti adalah anak-anak yang mendapatkan piagam Jatim Open dari tim Surabaya kala itu. Meskipun, beberapa di antara mereka tidak bertanding dalam kejuaraan tersebut karena berperan sebagai pemain cadangan.
“Beberapa di antara mereka itu gak melok mlayu (tidak ikut lari), gak ngetokno keringet (tidak keluar keringat), gak nduwe limit (tidak punya limit), tapi bisa masuk tim hanya karena mereka mendapatkan piagam. Itu yang digelisahkan oleh anak saya. Kalau beberapa diantara mereka itu bawa piagam dan prestasi, itu saya oke dan menerima saja,” kata Endang, Ibu dari Mega Aramita Lestari kepada suarasurabaya.net, Kamis (28/5/2015) di Gedung Dispora Surabaya.
Endang juga melanjutkan, dirinya juga tidak tahu apa gunanya seleksi Tim Porprov V Surabaya ini sendiri. Padahal, seperti diketahui, saat itu Mega merupakan atlet terbaik yang menduduki peringkat pertama saat proses seleksi.
“Saya merasa anak saya ini adalah korban. Mereka yang turun ke Porprov itu saya juga ndak tahu bagaimana proses seleksinya. Saya ini juga bingung, diombang-ambingkan kesana kemari untuk mencari piagam terdekat,” katanya.
Untuk diketahui, orang tua Mega, Kamis (28/5/2015) siang sempat bertemu dengan perwakilan Pasi Surabaya, Koni Surabaya, dan Dispora Surabaya untuk membicarakan hal ini. Namun keputusan pencoretan Mega tersebut sudah mutlak dan tidak bisa diganggu gugat.
Saat ini pihak keluarga masih berusaha agar Mega bisa berbicara langsung dengan Tri Rismaharini mengenai hal ini melalui bantuan komunikasi dari Dispora Surabaya. (dop/fik)