Para pemimpin badan sepak bola dunia FIFA berkumpul di markas mareka di Zurich, Senin waktu setempat menetapkan tanggal 26 Februari 2016 untuk pemungutan suara bagi pengganti Presiden Sepp Blatter.
Antara melansir, Blatter dan pejabat tinggi FIFA dari seluruh dunia memulai pertemuan eksekutif yang lain dari biasanya untuk menetapkan tanggal kongres. Dalam pertemuan itu juga dibahas rencana awal reformasi sebagai tindak lanjut atas skandal korupsi yang mengguncang FIFA.
Blatter dan Sekjen FIFA Jerome Valcke akan mengumumkan pada media kapan kongres tersebut dijalankan.
Organisasi tersebut mulai terguncang sebelum kongresnya pada Mei, ketika tujuh pejabat termasuk diantaranya Wakil Presiden FIFA, Jeffrey Webb ditangkap saat fajar di salah satu hotel bintang lima di Zurich.
Di New York, Webb mengaku tidak bersalah atas tuduhan pemerasan, pencucian uang, dan penipuan. Ia kemudian dibebaskan setelah membayar uang jaminan 10 juta dolar AS.
Saat ini FIFA sedang diselidiki oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat dan otoritas Swiss, serta menghadapi tekanan dari sponsor papan atas seperti Coca Cola dan McDonalds yang menuntut perubahan mendasar atas kinerja FIFA.
FIFA sendiri meyakinkan bahwa mereka sedang berusaha melakukan reformasi secara serius dan bekerjasama dengan pihak berwajib, namun banyak kritikus sepak bola mengaku skeptis FIFA benar-benar bisa berbenah kecuali pria yang sejak 1998 memimpin badan dunia itu diganti.
Blatter terpilih kembali untuk masa jabatannya yang kelima pada kongres tersebut, namun pada 2 Juni lalu mengumumkan bahwa dirinya menyerahkan mandat pada Kongres Pemilihan Luar Biasa yang kemungkinan besar akan digelar antara Desember hingga Februari mendatang.
Pria 79 tahun itu berulang kali mengatakan dirinya tidak akan mencalonkan diri lagi menjadi presiden FIFA, namun ia juga telah mengingkari janji ketika menyatakan bahwa pemilihan tahun 2011 merupakan yang terakhir diikutinya dan ternyata ia berubah pikiran dengan masih menjabat hingga pertengahan tahun ini.
Dengan peraturan FIFA yang menyatakan bahwa kandidat presiden harus mengumumkan visi dan misi mereka selama empat bulan menjelang pemungutan suara, maka masyarakat akan dengan mudah memfokuskan diri pada kandidat yang sungguh-sungguh berniat menjalankan pekerjaan paling berat di persepakbolaan dunia.
Pangeran Yordania, Ali bin Al Hussein yang dikalahkan Blatter pada pemilihan Mei lalu belum terindikasi akan mencalonkan dirinya kembali. Sementara itu Presiden UEFA Michel Platini juga belum dipastikan ikut dalam ajang perebutan posisi presiden FIFA. (ant/dop)