Jangan menggurui Spanyol perihal kebangkitan, mereka lebih tahu tentang itu dari siapa pun.
Spanyol, merupakan satu-satunya jawara dunia yang memulai putaran final dengan menelan kekalahan dari lawan mereka.
Seperti melansir Antara, empat tahun lalu, La Furia Roja menelan kekalahan 1-0 dari Swiss di laga pembuka di Grup H Piala Dunia Afrika Selatan, namun mereka kemudian bangkit memenangi dua laga grup, lolos ke babak gugur hingga akhirnya mengangkat trofi ajang sepak bola paling bergengsi itu untuk pertama kalinya.
Bahkan dari 16 pemain sisa tim juara 2010 yang kembali dibawa sang entrenador, Vicente del Bosque, ke edisi Brasil kali ini, sembilan di antaranya turut menjadi aktor dalam mimpi buruk kekalahan terbesar juara bertahan dalam laga pembuka sepanjang sejarah, dikuliti 5-1 oleh Belanda.
Sembilan pemain, termasuk Iker Casillas yang setidaknya sangat bertanggung jawab atas dua gol yang dicetak Robin van Persie, pernah punya pengalaman untuk bangkit dari keterpurukan.
Namun, situasinya jelas berbeda kali ini. Kekalahan 5-1 dari tim yang ditundukkan untuk merebut trofi Piala Dunia pertama mereka sukar untuk dijelaskan kata del Bosque, sementara gelandang berpengalaman, Xavi, menilainya sebagai kekalahan terburuk sepanjang karirnya.
Pilihannya jelas bagi Spanyol, apakah ingin berlama-lama mengakrabi keterpurukan dan bersiap merapihkan koper lebih awal sekaligus mengulang cerita kegagalan Prancis dan Italia yang berstatus sebagai juara bertahan namun terhenti di fase grup pada edisi 2002 dan 2010.
Atau mereka bisa bangkit, dan mengulang cerita yang mereka pernah lakoni sendiri empat tahun silam dengan langkah pertama mengalahkan Chile, lawan yang juga mereka kalahkan dalam perjalanan meraih trofi Piala Dunia 2010.
Akan tetapi mengalahkan Chile bukanlah tugas mudah, selain terlebih dulu harus mengendalikan mental sendiri, Spanyol harus menghadapi tim yang mendapat suntikan kepercayaan diri usai menang meyakinkan 3-1 atas Australia.
Tim besutan Jorge Sampaoli itu juga memiliki motivasi lebih menyongsong pertemuan mereka dengan juara bertahan yang tengah terpuruk, ada rekor catatan pertemuan pastinya ingin mereka sudahi.
Catatan pertemuan kedua tim memperlihatkan Tim Matador lebih perkasa dengan memenangi delapan dari 10 pertandingan, sementara Chile tidak pernah memperoleh kemenangan sebab dua laga lainnya hanya berakhir imbang.
Bahkan, di dua pertemuan terakhir melawan Spanyol di panggung putaran final Piala Dunia, Chile takluk 2-1 pada 2010 di Afrika Selatan dan 2-0 pada 1950, di Maracana, tempat pertandingan akan dilangsungkan Kamis (19/6/2014) dini hari WIB.
Chile kemungkinan akan tetap bertumpu pada kemampuan penyerang Barcelona, Alexis Sanchez, yang mencetak satu gol dan mengirimkan sebuah assist dalam kemenangan 3-1 atas Australia.
Para pemain Barcelona serta klub-klub La Liga lain boleh jadi sudah familiar dengan gaya bermain penyerang berusia 25 tahun itu, namun bukan berarti Sanchez akan mudah dipatahkan terlebih ia bersama rekan-rekannya pasti termotivasi untuk mengamankan peluang melangkah ke babak 16 besar.
Bagi Chile hasil imbang sudah cukup untuk menjaga peluang mereka melangkah ke babak selanjutnya, mengingat mereka masih memiliki agregat dua gol.
Namun, Jorge Sampaoli tentu tidak ingin melakoni laga mendebarkan saat menghadapi Belanda pada Senin (23/6/2014) mendatang, dengan peluang Spanyol melampaui agregat dua gol yang mereka miliki saat meladeni Australia. (ant/dwi)
Foto : Ilustrasi