Baik Chile maupun Australia dianggap para pelengkap Grup B yang kemungkinan besar hanya akan meloloskan Spanyol dan Belanda yang empat tahun lalu bertemu pada final Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
Chile dan Australia akan berhadapan dalam pertandingan pertama mereka di grup ini di Arena Pantanal, Sabtu pagi pukul 05.00 WIB. Ini adalah pertemuan kedua mereka pada putaran final Piala Dunia setelah edisi 1974 yang kala itu bermain imbang 0-0 di fase grup.
Namun kali ini, hasil seri adalah kemungkinan kedua setelah kemungkinan besarnya Chile mengalahkan Australia yang merupakan salah satu tim paling lemah di antara 32 tim Piala Dunia 2014. Legenda sepak bola dunia Pele malah menyebut Chile salah satu favorit Piala Dunia Brasil.
Selain karena memiliki skuat lebih kuat, alasan lain Chile akan mengalahkan Australia adalah negeri Amerika Selatan ini telah memenangi tiga pertemuan terakhir mereka antara 1996-2000. Dalam tiga pertandingan persahabatan ini Chile memasukkan enam gol, sedangkan Australia satu gol.
Manajer Chile Jorge Sampaoli telah membangun skuat berorientasi menyerang dan bermain cepat yang dinilai harian Inggris The Independent dapat melumat siapa pun lawannya.
Duo penyerang, Eduardo Vargas dan punggawa Barcelona Alexis Sanchez, adalah ujung tombak mematikan Chile, di tambah Arturo Vidal yang terbiasa menguasai lapangan tengah. Masih ada Marcelo Diaz, Eugenio Mena, Charles Aranguiz, serta kiper Claudio Bravo yang sedang memperkuat Real Sociedad namun akan bergabung dengan Barcelona pada musim panas.
Mereka siap menerapkan pola ofensif 3-4-3 Jorge Sampaoli yang pernah membawa kejayaan pada klub lokal Universidad de Chile pada 2011, apalagi Vidal yang instrumental untuk tim dinyatakan siap tampil melawan Australia setelah sebelumnya diragukan kebugarannya.
“Spirit Arturo Vidal bagus, tapi jika pun dia tidak (siap untuk laga) melawan Australia, kami harap dia siap untuk pertandingan berikutnya,” kata bek Chile Gonzalo Jara seperti dikutip Reuters dan dikutip oleh Antara.
Chile terlalu kuat untuk Australia. Kekuatan pasukan asuhan Sampaoli ini tergambar pada rekam jejaknya dalam 18 pertandingan terakhir mereka sejak awal 2013 yang hanya menelan tiga kali kekalahan. Inggris adalah salah satu yang merasakan kedahsyatan La Roga ketika Three Lions kalah 0-2 di Stadion Wembley pada 15 November 2013.
Jika Chile turun gelanggang dengan identitas tim yang tegas, lain halnya dengan Australia yang memasuki turnamen dengan keraguan besar.
Setelah berhasil membawa Australia lolos ke putaran final Piala Dunia 2014, pelatih asal Jerman Holger Osieck malah dipecat menyusul kekalahan 0-6 dalam laga persahabatan melawan Brasil dan Prancis.
Tempatnya lalu digantikan Ange Postecoglou yang memanggil 13 pemain yang hanya berpengalaman memperkuat timnas 10 kali atau kurang dari itu, dengan menyingkirkan muka-muka lama seperti Mark Schwarzer, Lucas Neill dan David Carney.
Socceroos tak pernah sekali pun memenangi tiga laga persahabatan yang dihadapinya menjelang Piala Dunia 2014. Ange Postecoglu akan menggantungkan peruntungannya kepada Mile Jedinak yang menawan bersama Crystal Palace musim lalu dan mantan pemain Everton Tim Cahill yang akan menguji pertahanan Chile nanti.
Australia sungguh merupakan pelengkap grup ini sehingga tugas mereka di Brasil pun tampaknya menghindari pulang tanpa membawa satu pun poin, karena setelah Chile, tugas mereka akan semakin berat saja mengingat harus melawan juara dunia Spanyol dan finalis empat tahun lalu Belanda.
Australia pantas cemas bakal menjadi sarang gol lawan-lawannya, kendati pada sembilan pertandingan yang diikutinya pada tiga putaran final Piala Dunia tidak terlalu jelek karena bisa mencetak delapan gol dan menang dua kali.
Socceroos berusaha realitis untuk tidak berharap banyak pada laga perdananya melawan Chile. Hasil seri sudah bagus untuknya. Salah satu kekuatan Australia adalah lawan-lawannya tidak terlalu tahu kekuatan sebenarnya skuat Australia kini yang dihuni banyak pemain muda.
“Bagi kami, hasil seri sudah sempurna,” kata Tim Cahill . “Beberapa dari pemain-pemain muda ini sangat spesial dan tidak ada yang mengenalinya. Semoga pada Piala Dunia ini, semua orang akan tahu siapa mereka.”. (ant/rst)