Prestasi atlet nasional yang berjuang untuk mengharumkan nama bangsa tidak menjamin kelangsungan hidup para atlet, bahkan tak banyak atlet nasional yang pada akhirnya menjalani hidup susah dan memprihatinkan setelah pensiun.
Rieke Dyah Pitaloka Dewan Penasehat Komisi Nasioanal Atlet dan Pelatih Indonesia (Komnas Api) pada Radio Suara Surabaya mengatakan, banyak sekali mantan atlet dan pelatih nasioanal Indonesia yang mengalami nasib yang memprihatinkan.
“Sekarang ini banyak sekali mantan atlet nasional yang sengsara hidupnya. Yang terbaru ada atlet peraih medali emas cabor dayung, sedang mengalami kesulitan biaya pengobatan anaknya, dan sekarang dia berprofesi sebagai buruh cuci,” katanya.
Ia mencontohkan salah satu atlet yang sedang berjuang untuk hidup dengan pekerjaan yang kurang layak.
“Kini ada lagi atlet dayung nasional SEA Games peraih medali emas yang sekarang inisedang mengalami kesulitan biaya pengobatan anaknya, dan berprofesi sebagai buruh cuci,” ungkapnya.
Rieke menganggap pemerintah kurang memperhatiakn nasib para mantan-mantan atlet yqang telah mengharumkan nama bangsa tersebut.
“Jelas kurang di perhatikan, rasa nasionalisme kita sangat rendah, sehingga mantan atlet dan pelatih banyak tidak dihargai jasanya. Mereka sudah mengharumkan nama bangsa dan fokus mengabdikan diri sebagai atlet tapi ketika masa jayanya habis, mereka dibuang begitu saja,” paparnya.
Padahal menurutnya olahraga merupakan simbol kemajuan sebagai bangsa dan negara.
“Kita lihat saja negara-negara yang serius memikirkan olah raga, nasionalisme mereka luar biasa. Karena dibalik prestasi olahraga itu ada nasionalisme dan nama negara,” ungkapnya.
Revolusi mental yang harus dilakukan, lanjut Rieke, karena olahraga bukan hanya sehat secara fisik tapi juga rohani.
“Kalau pak Jokowi bilang revolusi mental yang harus diperbaiki, artinya revolusi mental dalam memandang olahraga itu sendiri. Olahraga bukan hanya sekedar untuk sehat jasmani tapi juga rohani. Juga seperti yang kita dengar dengan lagu kebangsaan kita, yakni bangunlah jiwanya dan raganya sebagai alat pemersatu bangsa lewat olahraga,” pungkasnya.(nif/dwi)