Neymar mendorong rekan-rekan satu timnya di Brasil menyelamatkan kehormatan negaranya, setelah dipermalukan Jerman dengan skor 1-7 di semifinal.
Seperti melansir Antara, mereka bertekad merebut peringkat tiga Piala Dunia 2014 melawan Belanda, Sabtu (13/7/2014) waktu setempat, di Brasilia.
Itu adalah pertandingan yang tidak ingin dimainkan tim manapun, namun pertemuan di Stadion Nasional Mane Garrincha momen penting bagi sang tuan rumah setelah impian mereka bisa berparade dengan trofi Piala Dunia di tangan, pupus sudah.
Neymar absen dari laga tersebut karena retak tulang belakang setelah perempat-final melawan Kolombia.
“Sangat tak bisa dipercaya, tak dapat dipahami. Kami mempunyai peluang untuk menuliskan nama kami di sejarah yang baik, namun kami gagal,” kata Neymar terhadap kekalahan paling parah tim mereka.
“Kami bermain konsisten, itulah kenapa kami bisa mencapai semifinal, tapi kami tidak memainkan sepak bola indah seperti yang Brasil yang seharusnya.” Brasil menjadi kehilangan roh dan jiwa sepakbolanya yang begitu kondang ke seluruh dunia.
“Sekarang kami harus menganggap laga pada Sabtu nanti seperti final dan menyelesaikan Piala Dunia dengan tersenyum, dengan kemenangan. Walaupun tidak akan meringankan luka kami, tapi kemenangan itu penting,” kata dia.
Pertandingan itu bisa menjadi bukti kepemimpinan terakhir Luiz Felipe Scolari dan sang pelatih sepertinya akan membuat sejumlah perubahan kepada tim yang kepercayaan dirinya telah dirusak.
Kapten Thiago Silva akan kembali bermain setelah memperoleh larangan bermain, sementara rekan satu klubnya di Paris Saint-Germain Maxwell kemungkinan akan ikut bermain.
Hampir semua pemain yang terlibat dalam laga di Brasilia tidak ingin menjalani laga itu diantaranya Daniel Alvez yang membuat pernyataan tegas, tidak bernafsu meraih medali perunggu.
“Hal yang utama adalah menjadi juara. Tidak ada yang lebih penting dari itu,” kata bek kanan Brasil tersebut.
“Kami mewakili jutaan orang, jadi kami harus mencerna kekalahan ini dan bermain di lapangan pada Sabtu. Namun, bagi saya, setiap pertandingan adalah soal menjadi juara.” (ant/dwi/ipg)