Sabtu, 23 November 2024

Do’a, Adalah Senjata Orang Beriman

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan

Oleh; M Junaidi Sahal

Seorang janda beranak tiga bertanya kepada seorang ustadz kampung tentang musibah yang terus menerus menimpanya. Padahal ia selalu berdo’a ke pada Alloh SWT, siang dan malam do’a selalu dipanjatkan padaNya agar segala musibah tidak lagi menyentuhnya.

Namun kenapa musibah demi musibah masih saja terus berdatangan? Seolah do’a-do’a itu tidak didengar Sang Pengasih Yang Maha Suci.

Dengan bijak Ustadz kampung itu menjawab dengan hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang artinya sebagai berikut “Kemudian Nabi SAW bercerita tentang seorang yang kusut baju dan rambutnya (karena perjalanan yang jauh), mengangkat tangan ke langit (berdoa kepada Alloh SWT), “Wahai Tuhanku (perkenankan do’aku), tetapi ia memakan makanan dan minuman yang haram, baju yang dipakai (hasil korupsi) yang haram, bagaimana mungkin do’anya dikabulkan?”.

Lagipula kata sang ustadz, seseorang tidak diperkenankan berkata seperti itu, bahwa do’anya kok tidak dikabulkan ya? Segala sesuatu disisi Alloh SWT ada ketentuannya. Apakah anda menginginkan agar Alloh SWT memenuhi permohonanmu yang hanya baru berdo’a selama dua hari?, padahal Nabi Musa a.s. pernah berdo’a pada Alloh SWT yang diabadikan dalam surat Yunus ayat 88, yang intinya beliau memohon agar Alloh SWT membinasakan Fir’aun dan pemuka-pemukanya, maka do’anya itu dikabulkan.

Para ulama berkata, “Jarak antara do’a Nabi Musa tersebut dengan pengabulan do’anya adalah empat puluh tahun!!”. Oleh karena itu, Rasululloh bersabda: “Seseorang akan dikabulkan do’anya asal ia tidak tergesa-gesa dan tidak mengatakan aku telah berdo’a namun tidak pernah dikabulkan’.”(HR.Bukhori & Muslim)

Do’a adalah ibadah, itu yang dikatakan Rasululloh SAW. Dan ibadah adalah proses penghambaan seorang untuk terus menerus melaksanakan penyembahan pada Sang Penciptanya. Oleh karena itu, do’a adalah sebuah penyembahan hamba pada Sang Penciptanya seraya memohon bantuanNya.

Do’a adalah sebuah jalan komunikatif yang berfungsi mendekatkan seorang hamba dengan Kekasihnya Alloh SWT. Do’a merupakan sebuah ruang privasi seorang hamba untuk mencurhat kan segala persoalan hidupnya kepada (As Samii’) Sang Maha Mendengar.

Do’a adalah simbol dari keterbutuhan manusia padaNya. Oleh karena itu, agar do’a benar-benar bisa berfungsi sebagai jalan meningkatkan kualitas kepribadian seorang hamba di sisi Alloh SWT, maka ketika berdo’a harus melakukan hal-hal sebagai berikut :

Pertama, berkeyakinan bahwa Alloh SWT pasti mengabulkan permohonannya. Karena bagaimana mungkin seseorang memberikan sesuatu kepada anda, sedangkan anda ketika memintanya penuh keraguan dan ketidakpercayaan. Demikian pula dalam berdo’a, kita harus yakin bahwa Alloh SWT memenuhi permintaan kita. Karena Alloh SWT berfirman dalam hadis qudsi: “Aku mengikuti persangkaan hambaKu padaKu dan Aku bersamanya jika ia mengingat Aku..” (HR. Bukhori). Kalau kita berprasangka pada Alloh SWT 10%, maka Alloh SWT pun akan demikan pada kita. Namun jika kita berprasangka 100% padaNya, maka Alloh SWT, akan mengabulkan 100% pula pada kita.

Untuk itu, agar do’a-do’a kita dikabulkan :
1.Harus memenuhi perintah-perintah Alloh SWT dan RasulNYa serta menjauhi laranganNya.
2.Yang berdo’a harus orang-orang yang beriman kepada Alloh SWT dan suka beramal sholeh.

Kedua, Ikhlas dan istiqomah dalam berdo’a. Ikhlas artinya dalam berdo’a harus ditujukan hanya pada Alloh SWT dan tidak mensejajarkanNya dengan kekuatan para dukun atau paranormal. Sudah semestinya do’a dijadikan wiridan atau aktivitas yang rutin baik disaat kita butuh atau tidak. Baik disaat susah maupun senang tetaplah berdo’a. Bagaikan pisau yang senantiasa diasah supaya tajam baik digunakan atau tidak, maka suatu saat ketika memang dibutuhkannya akan mudah digunakan.

Demikian pula dengan do’a, jika dijadikan wiridan akan mustajabah, insya Alloh. Maka nikmatilah do’a itu sebagai jalan cinta menuju pertolongan Alloh. Karena itu salah satu do’a Nabi SAW yang sering beliau ucapkan adalah: Walaa takilnii ilaa nafsiy tarfata ‘ain “(Ya Alloh) janganlah Engkau biarkan aku dengan diriku (tanpa bantuanmu) walau sekejap matapun”. Dan itu bisa diperoleh seorang hamba di jaman sekarang dengan menjadikan do’a sebagai wiridan.

Ketiga, berdo’alah pada waktu-waktu yang mustajabah, seperti akhir sepertiga malam. Karena saat itulah Alloh SWT memenuhi semua keinginan orang-orang yang berdo’a padaNya. Dalam shohih Bukhori dan shohih Muslim, Abu Huroirah berkata, bahwa Rasulullah bersabda, “Alloh SWT turun ke langit dunia pada sepertiga malam, lantas Alloh SWT berfirman, adakah diantara manusia yang meminta kepadaKu, maka Aku akan penuhi permintaannya? Adakah orang yang memohon ampunanKu, maka Aku akan mengampuninya? Adakah orang yang mengajukan permohonannya padaKu, maka Aku akan kabulkan permohonannya?. Inilah waktu yang terbaik untuk berdo’a kepadaNya.

Juga berdo’a ketika diantara adzan dan iqomah. Demikian juga dikala sujud, perbanyaklah do’a, karena Rasulullah bersabda: “Jarak yang paling dekat antara seorang hamba dengan Tuhannya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah do’a didalamnya”(HR.Muslim). Dan banyak waktu-waktu yang sangat mustajabah lainnya untuk berdo’a.

Keempat, berdo’alah dengan suara yang lirih yang tidak tergesa-gesa.Dan dengan sepenuh hati.Sebagaiman firmanNya, “Bermohonlah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lirih, karena sesunguhnya Tuhan itu tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” (QS.Al A’raf 55).

Alloh SWT adalah Zat Yang Maha Mendengar dan Pengasih. Dia bisa memahami segala bentuk permohonan hambaNya, sekalipun dengan tidak menggunakan bahasa Arab. Apakah menggunakan bahasa hati, bahasa jawa, bahasa madura atau bahasa-bahasa lainnya, asal dengan suara yang lirih, santun, InsyaAlloh Dia akan berkenan dengan do’a seorang hambaNya.

Kelima, bersabar dalam berdo’a. Karena bisa jadi Alloh SWT mengabulkan langsung permohonan seorang hamba atau ditunda, karena Alloh SWT melihat pada hamba tersebut belum saatnya mendapatkan apa yang dimintanya, dan bisa jadi, do’a-do’a tersebut ditabungkan oleh Alloh SWT untuk hambaNYa. Dia akan memanggil dan mengabulkan do’a-do’anya pada suatu saat nanti, mungkin lima, sepuluh atau dua puluh lima tahun yang akan datang.

Konon, ketika Nabi Ibrahim a.s membangun ka’bah beliau berdoa untuk penduduk Mekkah sebagai berikut; “Ya Tuhan kami, utuslah kepada mereka seorang Rasul dari kalangan mereka,” (Al Baqoroh:129). As-suddi meriwayatkan bahwa yang dimaksud dengan Rasul itu adalah Nabi Muhammad SAW. (Al Wafa, Ibnu Aljauzi, terjemahan halaman12). Dan jarak antara doa Nabi Ibrahim tersebut dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW adalah lebih dari 3000 tahun.

Jadi jangan tergesa-gesa, jangan pesimis atau putus asa dan teruslah berdo’a dengan penuh kesabaran. Karena hanya orang-orang kafir yang merasa putus asa untuk mendapatkan rahmat Alloh SWT.

Keenam, berdo’alah dengan sistem seperti bentuk gunung, semakin ke bawah semakin luas. Artinya, kalau kita berdo’a, seyogyanya dimulai peruntukannya untuk diri sendiri, orang tua, istri, anak, para guru, kerabat dan seluruh kaum muslimin. Inilah do’a sosial yang akan bisa mendekatkan antar sesamanya. Karena Rasulullah SAW bersabda : “Do’a seorang muslim kepada saudaranya yang jauh adalah mustajab”(HR Muslim)

Apapun persoalan yang kita hadapi. Besar atau kecilnya musibah yang menimpa dalam kehidupan kita, sekalipun semua dokter telah memvonis dan angkat tangan untuk kesembuhan suatu penyakit. Berdoalah kepadaNya, karena di sisiNya semuanya menjadi kecil dan mudah. Di tanganNYa semua bisa diatasi. Allohumma malikal mulki tu’til mulka man tasya, Bagi Alloh ditanganNya segala kekusaan.

Bagi seseorang do’a adalah sebuah kekuatan yang bisa memberikan banyak harapan.Karena doa adalah senjata yang paling pamungkas bagi seorang beriman. Karena dengan do’a jiwanya terbang menuju Tuhannya. Wallohu A’lam.
Ya Alloh jadikan kami termasuk Al Kayyis.(ipg)

Bagikan
Berita Terkait

Keberkahan Rumah Tangga Nabi SAW

Keteguhan Hati Nabi SAW

Berpuasa di Negeri Sunyi


Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs