Minggu, 13 April 2025

Xi Jinping Presiden China Kunjungi Asia Tenggara, Vietnam Jadi Tujuan Pertama

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Xi Jinping Presiden China berbicara dalam pertemuan dengan para pemimpin bisnis asing di Balai Agung Rakyat di Beijing pada 28 Maret 2025. Foto: Reuters

Xi Jinping Presiden China dijadwalkan melakukan kunjungan kenegaraan ke tiga negara Asia Tenggara, yaitu Vietnam, Malaysia, dan Kamboja, pada 14 hingga 18 April mendatang.

Kementerian Luar Negeri China mengumumkan bahwa lawatan ini dilakukan atas undangan resmi dari para pemimpin ketiga negara tersebut.

Dilansir dari Channel News Asia, Xi akan memulai perjalanannya di Vietnam pada 14–15 April. Ia diundang oleh To Lam Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis Vietnam, dan Luong Cuong Presiden Vietnam. Setelah itu, ia akan melanjutkan kunjungannya ke Malaysia dan Kamboja dari 15 hingga 18 April.

Kunjungan diplomatik ini berlangsung di tengah meningkatnya tensi perang dagang antara China dan Amerika Serikat.

Beijing baru saja mengumumkan bahwa mereka akan menaikkan tarif atas sejumlah barang impor dari AS hingga 125 persen mulai Sabtu (12/4/2025) ini, sebagai balasan atas kebijakan Washington yang juga meningkatkan tarif pada barang-barang China hingga 145 persen.

Meski Amerika Serikat memberikan jeda 90 hari pada kebijakan tarif terhadap sebagian besar mitra dagang utamanya, tarif balasan tetap diberlakukan terhadap beberapa negara Asia, termasuk Kamboja (49 persen), Vietnam (46 persen), dan Malaysia (24 persen).

Kunjungan Xi dinilai para analis sebagai langkah strategis untuk memperkuat hubungan regional dan menegaskan posisi China sebagai mitra ekonomi yang stabil di tengah ketidakpastian global.

Pemerintah China juga menyebut kunjungan ini sebagai bentuk komitmen untuk mempererat ikatan strategis, mengelola perbedaan dengan bijak, dan membangun rantai pasokan yang lebih kuat di kawasan.

Anwar Ibrahim Perdana Menteri Malaysia menyatakan bahwa ketegangan dagang antara AS dan China bisa memberikan dampak negatif bagi perekonomian negara-negara ASEAN.

Menurutnya, ASEAN harus mampu menjaga keseimbangan dalam menjalin hubungan ekonomi dengan kedua kekuatan besar tersebut.

“Ini akan menjadi tantangan besar bagi ASEAN, apalagi dengan posisi kami sebagai ketua tahun ini. Kami harus bisa menjaga hubungan bilateral yang baik dengan AS, sekaligus memastikan kerja sama dengan negara tetangga seperti China tetap kuat dan tangguh,” katanya. (saf/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Belakang Suroboyo Bus

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Surabaya
Minggu, 13 April 2025
27o
Kurs