
Prof Stella Christie Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Wamendiktisaintek) menekankan pentingnya penelitian dalam memajukan kemanusiaan dan keberlanjutan saat membuka Sekolah Bogor Raya Model United Nations (SBRMUN) 2025.
“Penelitian bukan sekadar alat untuk kemajuan, mereka adalah penggerak utama pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui efektifitas dan efisiensi,” kata Prof Stella saat menjadi pemateri dalam acara yang berlangsung di Sekolah Bogor Raya Kota Bogor Jawa Barat, Sabtu (23/2/2025) dilansir Antara.
Pada acara tersebut, Prof Stella menyampaikan kepada para siswa peserta SBRMUN 2025 agar mereka mengutamakan solusi berbasis bukti dan inovasi yang beretika.
Menurut dia, investasi dalam penelitian memastikan bahwa manusia menciptakan solusi yang tidak hanya inovatif tetapi juga bertanggung jawab dan bermanfaat bagi masyarakat secara luas.
Ia juga menambahkan bahwa generasi muda harus memiliki pola pikir sebagai peneliti yang selalu ingin tahu terhadap sebuah fenomena alam maupun sosial.
Setelah penyampaian materi, para peserta memberikan beberapa pertanyaan terkait perkembangan dan implementasi penelitian ilmiah di Indonesia. Dialog interaktif pun terjadi antara Prof Stella dengan peserta.
Dalam salah satu jawabannya, Prof Stella menyampaikan bahwa pemerintah akan terus mendorong perkembangan penelitian ilmiah di Indonesia.
Sementara, Rani Wulandari Kepala Sekolah Menengah Atas SBR Arning menjelaskan, konferensi Model United Nations tahunan ini diikuti 160 siswa sekolah menengah atas dari wilayah Jabodetabek.
Pada SBRMUN yang mengusung tema “Memanfaatkan Kekuatan S.T.E.M. untuk Pembangunan Global dan Keberlanjutan”, para peserta dibagi ke beberapa konsil seperti WHO, UNESCO, dan jurnalis, untuk mendiskusikan mengenai isu-isu global terkini.
“Ini mengupas peran ilmu pengetahuan, teknologi, teknik, dan matematika dalam membangun masa depan yang berkelanjutan dan adil bagi semua,” ujarnya.
SBRMUN 2025 berlangsung selama dua hari pada 22-23 Februari dengan topik yang dibahas mencakup mitigasi perubahan iklim, kebijakan energi bersih, kemajuan dalam penelitian medis, serta solusi berbasis kecerdasan buatan untuk tantangan global.
Selama acara berlangsung, para peserta terlibat dalam debat yang mendalam, simulasi pembuatan kebijakan, dan sesi pemecahan masalah secara kolaboratif di berbagai komite.
Para delegasi menunjukkan kemampuan mereka dalam mengusulkan resolusi inovatif dengan mengintegrasikan S.T.E.M. dalam diplomasi untuk menghadapi isu-isu mendesak dunia. (ant/kak/bil/iss)