
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menegaskan bahwa maraknya kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di Surabaya bukan disebabkan oleh warganya sendiri, melainkan oleh pelaku-pelaku dari luar kota yang menyasar Surabaya karena dianggap sebagai kota yang sejahtera.
Hal ini disampaikannya dalam program Semanggi Suroboyo “Halalbihalal On The Air” di Radio Suara Surabaya, Jumat (11/4/2025), menanggapi pertanyaan pendengar terkait keamanan kota.
“Yang mengambil juga bukan warga Surabaya masalahnya. Karena warga Surabaya ini tenang, luar Surabaya yang bergerak. Makanya selalu katakan warga Surabaya harus waspada,” ujar Eri Cahyadi, Jumat pagi.
Ia menambahkan, aksi curanmor yang kian marak terjadi di Kota Pahlawan juga dipicu oleh faktor ekonomi. “Karena apa? Ya karena kondisi ekonomi. Surabaya ini sejahtera, punya banyak motor, ya diserang Surabaya-nya,” ujar Eri.
Meski begitu, menurut Eri, Surabaya saat ini belum masuk kategori darurat curanmor. Tapi, dia tetap meminta warga menjaga diri dan barang miliknya masing-masing, apalagi mengingat modus para pelaku kini semakin canggih.
“Kalau saya bicara Surabaya darurat curanmor, saya katakan tidak ya. Karena ketika sudah ada pencurian, sebenarnya efeknya itu kalau buat saya pribadi harus menjaga barang saya,” jelasnya.
Eri mengaku telah membahas isu curanmor secara khusus bersama Kapolda Jawa Timur, Kapolrestabes Surabaya, dan Dandim. Salah satu langkah yang sedang disiapkan adalah penjagaan ketat di wilayah perbatasan kota.
“Saya sampaikan kemarin ke Pak Kapolda, Insyaallah juga nanti perbatasan-perbatasan itu juga akan dijaga. Ada posnya, yang dengan Gresik, dengan Sidoarjo, dengan Madura, rencananya begitu Pak Kapolda,” terangnya.
Eri juga dalam kesempatan itu juga memuji langkah tegas Kombes Pol. Luthfie Sulistiawan Kapolrestabes Surabaya, yang menurutnya sangat tegas memberantas pelaku curanmor dengan tindakan keras.
“Pak Kapolres itu kalau saya bilang itu orang yang begitu gila-gilaan menangkap orang. Orang-orang yang ditembak. Setiap minggu itu beliau selalu ada orang-orang yang ditangkap,” katanya.
Namun, Eri mengingatkan bahwa keamanan kota tidak bisa sepenuhnya dibebankan ke pemerintah atau aparat kepolisian. Karenanya ia mendorong masyarakat untuk aktif berpartisipasi menjaga lingkungan, termasuk dengan menutup akses keluar-masuk kampung menggunakan portal dan melibatkan warga dalam sistem keamanan swadaya.
“Saya sampaikan ke Pak Kapolres, ya sudah semua kampung itu ditutup portalnya. Nanti tinggal saya koordinasikan dengan para RT/RW itu gimana menjaganya. Kan perlu ada biaya yang jaga,” ucapnya.
Eri juga mengimbau agar warga lebih disiplin menjaga kendaraan pribadi. Ia menyoroti masih banyaknya kasus pencurian yang terjadi karena kelengahan pemilik saat memarkir motor sembarangan atau tanpa pengamanan ganda.
“Pak Kapolres sudah bergerak luar biasa dengan seluruh pasukannya. Tinggal kita sekarang. Saya sebagai masyarakat Surabaya, yang dilindungi Pak Kapolres karena keamanan Surabaya, tidak bisa Pemkot yang menjalankan,” tutupnya. (bil/ipg)