Selasa, 25 Maret 2025

Tepis Tuduhan Menjilat, Ifan Seventeen: Kalau Bisa Gantikan Saya Sebagai Dirut PFN Silakan ke Kantor

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ifan Seventeen Dirut Produksi Film Negara (PFN) bersama Prabowo Subianto Presiden. Foto: @ifanseventeen

Riefian Fajarsyah atau yang lebih dikenal Ifan Seventeen turut buka suara atas kritik kepada dirinya, khususnya terkait rekam jejak dan kemampuannya untuk menjabat Direktur Utama PT Produksi Film Negara (Dirut PFN).

Lewat unggahan instagram pribadi @ifanseventeen, menyampaikan tantangan terbuka kepada siapapun yang meragukan dan merasa lebih mampu jadi Dirut PFN ketimbang dirinya.

“Gantikan saya sebagai Dirut PFN. Terakhir namun tak kalah penting, apabila ada siapapun teman-teman yang dirasa mampu, mau dan bisa menggantikan saya, silakan datang ke kantor PFN kapan pun,” tulis Ifan dalam unggahan tersebut, Sabtu (22/3/2025).

“Namun jikalau belum ada, tolong biarkan saya bekerja. Karna saya tidak akan mundur dari sebuah penugasan seberat apapun situasinya sampai titik ujung perjuangan.
Bismillah…,” kata Ifan.

Dalam unggahan tersebut, dia juga meminta maaf atas kegaduhan yang timbul di masyarakat khususnya para pelaku industri kreatif karena penunjukan dirinya sebagai Dirut PFN.

Ifan lantas menceritakan kondisi perusahaan yang baru dipimpinnya selama 10 hari itu sedang dalam kondisi bleeding atau berdarah-darah, akibat hutang puluhan miliar.

“Hutang yang masih menumpuk puluhan miliar, beberapa kewajiban pembayaran gaji ke belakang, hutang vendor, BPJS, hingga THR yang sampai saat ini belom tersampaikan untuk seluruh pegawai, ini persoalan yang secara otomatis berpindah kepundak saya setelah pelantikan,” kata Ifan.

“Jadi ini bukan ‘kerjaan’ yang sifatnya ‘ongkang-ongkang kaki’ lalu dapat gaji. Kedepannya harus ada komitmen dan kerja keras yang harus saya lakukan sebagai pemimpin baru di perusahaan ini untuk menyelesaikan persoalan diatas,” sambungnya.

Dia juga memastikan kalau PFN bukan perusahaan yang mendapat suntikan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dalam memenuhi biaya recurring perusahaan seperti gaji dan operasional expensses, PFN menurutnya hanya mengandalkan pemasukan yang memang dihasilkan sendiri oleh perusahaan.

“Jikalau tidak memenuhi target, memang sudah menjadi Ronsekuensi pembayaran gaji pun harus direlakan para karyawan maupun direksi, untuk dibayarkan tidak secara full, bahkan sampai penerimaan gaji yang sampai di 40-30 persen dari yang seharusnya dibayarkan. Dan ini sudah berlangsung berbulan-bulan kebelakang,” tulisnya.

Ifan juga menceritakan kondisi bangunan yang sudah tua, dan banyaknya peralatan syuting di PFN yang sudah tidak lagi bisa dpakai sejak lama, karena shifting dari analog ke digital yang begitu cepat.

“Diantara gedung-gedung tua dan banyaknya ruangan rusak, PFN punya satu studio besar yang Alhamdulillah masih bisa dipakai untuk syuting, namanya ‘Black Box’, tapi sifatnya lebih disewakan. Dan alhamdulillah PFN juga mempunyai peralatan diantaranya satu buah kamera merk sony A 6700 untuk kami berproduksi sehari-hari,” katanya.

“Selama ini PFN bisa ‘hidup perlahan’ hanya dengan menyewakan ruangan-ruangan di bangunan tuanya. Ada yang disewakan dari coffe shop, LBH, travel umroh, billiard sampai ke tempat lomba kicau burung,” ujarnya menambahkan.

Vokalis Seventeen itu kemudian menjelaskan kalau jabatan seorang direktur utama, bukan hanya jabatan untuk seorang yang expertis di bidang tersebut. Sebaliknya, harus mempunyai keahlian yang sifatnya managerial dan strategic.

Selain itu, lanjutnya, mampu membangun tim yang hebat, menentukan road map dalam mencapai KPI, berkomunikasi dengan pihak external, dan menentukan arah perusahaan kedepannya

“Sebagai contoh: Dirut rumah sakit tidaklah harus seorang dokter, tapi wajib dikelilingi para dokter yang ahli untuk bidang jasa yang memang jadi ranahnya,” imbuhnya.

Karenanya, dia juga menegaskan kalau jabatan yang didudukinya saat ini bukan hasil dari menjilat penguasa. Mengingat, banyak kandidat lain yang menolak untuk memimpin PFN yang dinilainya saat ini dalam kondisi sangat berat.

“Lalu kenapa saya mau?! Saya merasa sudah terlalu lama hidup enak dinegara yang kita cintai ini, saatnya untuk melakukan timbal balik dengan cara mengabdi.
Jadi begitu saya ditawarkan, saya rasa ini kesempatan untuk pengabdian yang saya yakini,” tegasnya.

Dia juga berterimakasih dengan berbagai komentar negatif soal dirinya yang dianggap tidak pantas menjabat Dirut PFN.

“Yes, dengan datangnya berbagai komentar negatif soal ketidak pantasan saya, saya bersyukur akan satu hal ALHAMDULILLAH KINI MASYARAKAT INDONESIA MULAI BERKENALAN DENGAN PFN. Perusahaan bumn dibidang film production yang selama ini bahkan tidak pernah diperhatikan lagi,” jelasnya. (bil/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Belakang Suroboyo Bus

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Surabaya
Selasa, 25 Maret 2025
33o
Kurs