Kamis, 3 April 2025

Seorang Remaja Meninggal Terkena Petasan dalam Pesta Kembang Api di Pamekasan

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi. Korban meninggal dunia. Foto: Freepik

Seorang remaja meninggal dunia akibat pesta kembang api di Desa Pangorayan, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan, Madura, Senin (31/3/2025) malam.

Informasi yang dihimpun suarasurabaya.net, dalam kegiatan itu, seorang korban yang masih berstatus pelajar SMA inisial MRR meninggal, usai dilarikan ke RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo (SMART) pada, Selasa (1/4/2025) dini hari. Korban sempat tak sadarkan diri usai mengalami luka di bagian kepala dan telinga.

“Pasiennya meninggal karena jatuh waktu main petasan. Pasien datang ke UGD sudah tak sadar. Ada luka di kepala bagian belakang dan sudah dijahit, dan sudah dilakukan tindakan sesuai sop pelayanan,” kata pihak RSUD SMART Pamekasan dalam pesan tertulis yang diterima awak media.

Terpisah, AKP Sri Sugiarto Kasi Humas Polres Pamekasan dalam keterangannya menyebutkan, peristiwa itu terjadi saat warga setempat melaksanakan tradisi menyalakan kembang api menyambut Lebaran.

Namun saat pelaksanaannya, kata AKP Sri Sugiarto, tiang penyangga untuk kembang api yang harusnya mengarah ke atas rubuh. Sehingga kembang api yang dalam posisi menyala ikut jatuh, dan mengarah ke penonton, salah satunya ke korban.

“Dan akhirnya kembang api ini tidak ke atas tapi kesamping dan menyasar kepada penonton. Karena penonton terlalu dekat, akhirnya kena ledakan dari kembang api tersebut. Memang ada satu korban meninggal dunia setelah dilarikan ke rumah sakit,” ujarnya dalam sebuah video yang diterima suarasurabaya.net.

Agar peristiwa tidak terulang, lanjutnya, Polres Pamekasan akan mengimbau dan melakukan pendekatan ke masyarakat setempat, agar meniadakan tradisi semacam ini.

“Kalau tidak bisa ditiadakan (langsung), mungkin secara perlahanlahan ya dengan melihat sisi keamanannya. Baik kepada penonton maupun penyelenggara,” ujarnya.

“Jadi kalau memang membahayakan seperti ini, harus dievaluasi oleh panitianya dan oleh tokoh-tokoh. Harus kita duduk bersama untuk bagaimana tradisi ini bisa berjalan dengan aman dan kondusif tanpa makan korban,” sambungnya.

Dia juga menegaskan, sosialisasi dan pendekatan kepada warga terkait tradisi ini sebetulnya sudah dilakukan dari tahun ke tahun jelang Lebaran.

“Namun, ya namanya tradisi, sulit sekali dihilangkan. Makanya perlu ada solusi bagaimana agar pelaksanaannya ini aman dan menjadi tontonannya menarik. Karena kalau seperti kemarin ini jelas kan kurang aman. Ini penyelenggara harus lebih hati-hati lagi (kedepannya),” pungkasnya. (bil/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Belakang Suroboyo Bus

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Surabaya
Kamis, 3 April 2025
25o
Kurs