Mohammad Nasih Rektor Universitas Airlangga (Unair) mengaku pernah membahas wacana izin pengelolaan tambang untuk perguruan tinggi sebelum Prabowo Subianto dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia (RI).
“Jadi jauh sebelum ini, bahkan sebelum Pak Prabowo dilantik, itu sudah pernah ada wacana. Bahkan saya juga pernah melontarkan bahwa perguruan tinggi mestinya dapet di berbagai momen kesempatan kan,” katanya di Kampus Unair B Surabaya, pada Jumat (24/1/2025).
Pembahasan izin konsesi tambang tersebut, dilakukan saat berada dalam pengukuhan guru besar. Saat itu, dihadiri juga oleh Haedar Nashir Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
“Waktu itu di pengukuhan guru besarnya siapa, yang Pak Ketum PP Muhammadiyah hadir. Kita juga menyampaikan Unair juga salah satu yang kita usulkan mendapatkan tambang itu,” ujarnya.
Dalam pembahasan waktu itu, kata dia, yang dimaksud adalah lokasi pertambangan dalam kondisi normal, yang masih banyak sumber daya yang bisa dimanfaatkan.
“Tentu aja bayangan kita adalah dalam kondisi yang normal karena kita memang kaya ya. Itu sebenarnya asal-muasalnya, sehingga diskusi awal sudah ada, yang kemudian ditidaklanjuti karena ada berbagai macam perkembangan,” jelasnya.
Seperti diketahui, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) baru saja mengusulkan agar perguruan tinggi dapat memperoleh Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP).
Usulan tersebut, tertuang dalam draf revisi Undang-Undang Mineral dan Batubara (RUU Minerba) yang telah disetujui menjadi RUU usul inisiatif DPR pada 23 Januari 2025. (ris/bil/ham)