Selasa, 22 April 2025

Refleksi Hari Kartini di Era Teknologi: Perempuan sebagai Penggerak Perubahan Digital

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Ilustrasi kostum R.A. Kartini. Foto: Kumparan

Dalam rangka merefleksikan Hari Kartini, Supangat Wakil Dekan I Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya mengajak masyarakat untuk menerjemahkan Hari Kartini yang identik dengan kemajuan dan semangat pembebasan, dalam konteks zaman kemajuan teknologi saat ini.

Menurutnya, di era digital yang telah berubah cara bekerja, berkomunikasi hingga berbisnis, terbuka peluang besar bagi perempuan untuk tampil sebagai penggerak perubahan.

“Inilah Kartini digital, perempuan yang tak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga aktif di ruang digital, hadir di berbagai sektor, dan memperluas pengaruh sosial lewat teknologi,” katanya, pada Senin (21/4/2025).

Dalam hal kepemimpinan, kata dia, saat ini masih sering menyisakan keraguan terhadap kemampuan perempuan dalam memimpin. Padahal menurutnya, kehadiran pemimpin perempuan bukan sekadar soal jumlah, melainkan kebutuhan strategis.

“Dunia membutuhkan pemimpin yang inklusif, empatik, dan berpandangan jangka panjang, yaitu karakter yang banyak ditemukan dalam gaya kepemimpinan perempuan,” ucapnya.

Di berbagai sektor seperti teknologi, politik, dan ekonomi, kontribusi perempuan menurutnya terus tumbuh. Meski begitu, ia menyatakan bahwa masih banyak ruang yang perlu dibuka agar perempuan bisa benar-benar hadir sebagai penggerak utama perubahan.

Dalam hal pendidikan, perempuan menurutnya juga memegang peran kunci. Bukan hanya sebagai sarana transfer ilmu, tetapi juga sebagai ruang untuk menumbuhkan kepercayaan diri dan keberanian perempuan dalam mengambil posisi strategis, terutama di bidang-bidang yang selama ini dianggap maskulin, seperti STEM (sains, teknologi, rekayasa, dan matematika).

“Ketika akses pendidikan diberikan secara setara, maka peluang perempuan untuk memimpin inovasi dan mengarahkan masa depan menjadi semakin terbuka lebar,” katanya.

Ia juga mengatakan bahwa jalan mencapai kesetaraan terhadap pemahaman teknologi saat ini masih luas, yakni punya kesempatan untuk mempelajari literasi digital, sehingga siap dalam menghadapi tantangan zaman.

“Teknologi membuka peluang luas bagi perempuan untuk memperluas cakrawala hidup mereka. Melalui akses digital, perempuan dapat mengembangkan usaha, menyuarakan hak-hak dasar, serta membangun jaringan sosial yang membantu mengatasi berbagai tantangan,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pemberdayaan tidak cukup hanya dengan akses teknologi, tetapi juga perlu dukungan psikologis, pelatihan keterampilan, hingga perlindungan hukum dalam ruang digital. Pendidikan yang sensitif terhadap isu gender dan perkembangan teknologi, menurutnya menjadi kunci untuk membentuk masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan setara.

Ia menyatakan, makna dari Kartini Digital di Abad 21 adalah simbol perempuan yang tidak hanya berpikir maju, tapi juga bergerak maju, sehingga mampu memadang dunia digital sebagai ruang penuh potensi untuk turut menciptakan perubahan.

“Sebagai laki-laki yang tumbuh dalam dunia pendidikan dan teknologi, saya meyakini bahwa perjuangan menuju kesetaraan gender bukan hanya urusan perempuan, ini adalah tanggung jawab bersama. Masa depan yang adil dan setara di era digital hanya bisa terwujud jika setiap orang tanpa kecuali, memiliki kesempatan yang sama untuk belajar, tumbuh, dan memimpin,” pungkasnya. (ris/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Dua Truk di KM 751.400 Tol Sidoarjo arah Waru

BMW Tabrak Tiga Motor, Dua Tewas

Motor Tabrak Belakang Suroboyo Bus

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Surabaya
Selasa, 22 April 2025
26o
Kurs