
Prabowo Subianto Presiden, pagi hari ini, Senin (24/2/2025), akan meresmikan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), di Istana Kepresidenan Jakarta.
Danantara adalah super holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dibentuk pemerintahan Prabowo, untuk mengoptimalkan kekayaan negara melalui investasi strategis.
Rencananya, acara peluncuran secara simbolis dimulai pukul 10.00 WIB. Pantauan suarasurabaya.net di lokasi dari pukul 08.00 WIB, ratusan orang tamu undangan sudah berbaris di depan pintu gerbang Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.
Selain jajaran Anggota Kabinet Merah Putih, ada juga pimpinan lembaga tinggi negara, pimpinan partai politik seperti Kaesang Pangarep Ketua Umum PSI, organisasi masyarakat seperti Yahya Cholil Staquf Ketua Umum PBNU, dan duta besar/perwakilan negara-negara sahabat.
Sejumlah pemimpin redaksi media massa juga mendapat undangan untuk menghadiri acara peluncuran Danantara.
Sebelum masuk ke dalam Istana, para tamu harus menunjukkan kartu undangan dan melakukan pemindaian kode reaksi cepat yang tercetak.
Di lokasi acara, sekarang para tamu undangan duduk di meja jamuan yang sudah disediakan. Satu meja disiapkan untuk enam orang tamu.
Sekadar informasi, dasar hukum pembetukan BPI Danantara adalah Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN hasil perubahan ketiga, yang disahkan dalam Rapat Paripurna DPR RI, Selasa (4/2/2025), di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta.
Kemudian, keberadaan BPI Danantara juga didukung Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 142/P Tahun 2024.
BACA JUGA: Mengenal Danantara dan Tujuan Pembentukannya
Sebagai badan pengelola investasi, Danantara akan menginvestasikan modal dari sumber daya alam dan aset negara ke dalam berbagai proyek-berkelanjutan dengan fokus pada investasi non APBN.
BPI Danantara berwenang mengelola tujuh BUMN besar di Indonesia yang menguasai berbagai sektor.
Masing-masing Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Perusahaan Listrik Negara (PLN), Pertamina, Bank Negara Indonesia (BNI), Telkom Indonesia, dan Mining Industry Indonesia (MIND ID).
Ketujuh BUMN tersebut masuk daftar kelola Danantara karena tercatat punya aset terbesar dari total 47 BUMN yang ada sekarang.
Model pengelolaan Danantara mencontoh Temasek Holdings Limited milik Singapura, dan perannya seperti Indonesia Investment Authority (INA) bentukan Joko Widodo Presiden ke-7 RI.
Bedanya, cakupan Danantara lebih luas karena selain mengelola aset tertentu, Danantara juga mengonsolidasikan aset-aset pemerintah yang tersebar di berbagai kementerian. (rid/bil/ham)