
Gelak tawa dan keceriaan puluhan anak-anak tingkat anak-anak dan remaja (TK – SMA) larut dalam kegembiraan kegiatan GenQ (Generasi Qurani) Tarhib Ramadan Ceria yang di gelar pada Sabtu 22 Februari 2025 di Tokyo, Jepang.
Muhammad Hanif Koordinator GenQ menjelaskan acara Tarhib Ramadhan merupakan bagian dari rangkaian pesantren kilat untuk anak-anak dan remaja (TK – SMA) yang rutin diadakan setiap bulan Ramadan oleh Keluarga Masyarakat Islam Indonesia (KMII) Jepang dan Masjid Indonesia Tokyo (MIT).
“Tujuan dari acara ini adalah untuk membekali anak-anak dengan ilmu serta semangat dalam menyambut bulan Ramadan. Selain itu, kegiatan ini menjadi ajang silaturahmi agar mereka dapat bertemu teman-teman sebayanya dan merasakan atmosfer Ramadan bersama. Mengingat di Jepang cukup sulit merasakan suasana Ramadan seperti di Indonesia, acara ini diharapkan bisa menjadi ikhtiar bersama agar anak-anak tetap merasakan keistimewaan bulan suci ini,” terang Hanif dalam keterangannya, Sabtu (1/3/2025).
Terdapat sekitar 85 anak yang berpartisipasi di GenQ Tarhib Ramadan ceria ini . Di antaranya, ada juga anak-anak keturunan warga Jepang. Kelas dibagi menjadi dua, yaitu kelas berbahasa Jepang dan kelas berbahasa Indonesia.
Kelas berbahasa Jepang menurut Hanif diperuntukkan bagi anak-anak muslim Jepang yang merupakan anak hasil pernikahan campuran Indonesia-Jepang yang belum bisa berbahasa Indonesia.
Serta, anak-anak Indonesia yang lahir dan besar di Jepang tetapi belum fasih berbahasa Indonesia. Sekitar 60 anak mengikuti kelas bahasa Indonesia, sementara 25 anak mengikuti kelas bahasa Jepang.
Erwin Avianto Wakil Ketua KMII Jepang menjelaskan secara umum, jumlah peserta pesantren kilat selama Ramadhan dari tahun ke tahun rata-rata berkisar antara 100 – 150 anak.
“Biasanya, sekitar 60 persen mengikuti kelas bahasa Indonesia, sedangkan 40 persen mengikuti kelas bahasa Jepang. Dalam acara tarhib kemarin, terdapat sekitar 10 – 15 pendamping dan pemateri, yang bertugas sesuai dengan kelompok usia peserta. Para pengajar dan pendamping berasal dari berbagai organisasi muslim dan komunitas di Jepang selain KMII Jepang. Seperti Masjid Indonesia Tokyo (MIT), Kemuslimahan Indonesia Jepang (KIJ), TPA GenQ, Origami (Program Remaja Islami), FGA (Forum Muslim Perkumpulan Mixed Marriage Indonesia – Jepang), dan Tim MUDA (Muslimah Dunia Akhirat),” jelas Erwin.
Lebih lanjut Muhammad Hanif menjelaskan, selama bulan Ramadan akan ada pesantren kilat setiap Sabtu untuk anak-anak dan remaja, yang berlangsung ba’da dzuhur hingga ashar yang dilanjutkan dengan Tabligh Akbar KMII Jepang. (ant/bil/faz)