
Program Sekolah Bibit Unggul yang diadakan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sejak Agustus 2024, akan jadi Sekolah Rakyat versi Surabaya.
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebut, program itu sudah menggratiskan siswa dari keluarga miskin sampai ke perguruan tinggi.
“Di Surabaya, ada program Sekolah Bibit Unggul. Program ini mirip dengan Sekolah Rakyat, namun fokus pada pendidikan anak-anak dari keluarga miskin hingga mereka lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan,” jelasnya, Kamis (20/3/2025).
Sekolah Bibit Unggul memungkinkan siswa dari keluarga miskin bersekolah di sekolah umum, tapi tinggal di Asrama Bibit Unggul yang disediakan Pemkot Surabaya yaitu di UPTD Kalijudan.
Pemkot menanggung semua biaya pendidikan, perlengkapan sekolah hingga akomodasi.
“Anak-anak yang tinggal di asrama mendapatkan pendidikan akademik sekaligus pembinaan melalui sekolah kebangsaan. Ini bertujuan untuk mendisiplinkan mereka agar lebih mandiri saat memasuki dunia kerja,” imbuhnya.
Sekolah Bibit Unggul ini akan didiskusikan dengan Pemprov Jatim, karena Surabaya tidak bisa menyediakan lahan seluas 5 hektare untuk membangun Sekolah Rakyat karena terbatasnya lahan.
“Karena kalau di Surabaya tidak ada lahan 5 hektare. Itu sudah kita sampaikan ke provinsi,” sebutnya.
Dinas Sosial (Dinsos) diminta mendata jumlah kelompok rentan yang akan menjadi sasaran program, serta berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak (DP3A-PPKB) untuk mematangkan konsep Sekolah Rakyat.
Pemkot Surabaya juga akan mengevaluasi pelaksanaan Sekolah Bibit Unggul yang telah berjalan di UPTD Kalijudan. Hingga saat ini, sebanyak 164 siswa telah mendapatkan intervensi pendidikan hingga ke perguruan tinggi. (lta/ipg)