
Masoud Pezeshkian Presiden Iran pada, Sabtu (5/4/2025), memecat Shahram Dabiri satu dari 12 wakil presidennya untuk urusan parlemen karena perjalanan kontroversial ke Kutub Selatan baru-baru ini.
Melansir Middle East Monitor, dalam dekret yang diterbitkan di situs resminya, Pezeshkian menyatakan bahwa perjalanan “rekreasi” Shahram Dabiri ke wilayah selatan selama libur Tahun Baru Persia “tidak bisa dibenarkan”, karena pada saat yang sama rakyat di Iran “masih berada di bawah tekanan ekonomi yang signifikan.”
Dabiri, yang menjabat sebagai wakil presiden urusan parlemen, terlihat berada di dekat kapal pesiar Plancius di Antarktika dalam sebuah foto yang beredar luas di media sosial beberapa hari terakhir.
Hal ini memicu kontroversi di tengah memburuknya situasi ekonomi di Iran, dengan banyak pihak menyerukan agar wakil presiden tersebut mengundurkan diri atau dipecat.
“Perjalanan rekreasi yang mahal seperti itu oleh seorang pejabat, bahkan jika didanai secara pribadi, tidak bisa dibenarkan dan tidak sesuai dengan prinsip kesederhanaan yang diharapkan dari pejabat pemerintah,” kata Pezeshkian seraya memberhentikan Dabiri dari jabatannya.
“Persahabatan yang telah terjalin lama dan pengabdian Anda yang berharga dalam posisi wakil presiden urusan parlemen tidak dapat menghalangi kami untuk mengutamakan komitmen terhadap kejujuran, keadilan, dan janji yang telah kami buat kepada rakyat. Oleh karena itu, kami tidak dapat melanjutkan kerja sama dengan Anda dalam pemerintahan ke-14,” tegas Presiden ke-9 Iran itu.
Sebagai informasi, Dabiri, seorang ajudan dekat presiden Iran yang berhaluan reformis itu, diangkat menjadi wakil presiden urusan parlemen pada Agustus tahun lalu, setelah Pezeshkian menjabat.
Ia sebelumnya menolak seruan untuk mengundurkan diri dan mengatakan hanya akan mundur jika secara resmi diberhentikan oleh presiden.
Dabiri menjadi pejabat senior kedua yang diberhentikan. Pada awal Maret lalu, Abdolnasser Hemmati Menteri Ekonomi Iran juga harus meninggalkan jabatannya setelah parlemen memberikan mosi tidak percaya atas krisis ekonomi yang memburuk. (bil/iss)