Sabtu, 11 Januari 2025

Polisi Sebut Remaja yang Ikut Gangster di Surabaya Biasa Sembunyikan Sajamnya Dekat Laut

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya (kanan) membawa barang bukti sajam dari kelompok perusuh yang diamanakan. Foto: Dok. Humas Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

AKP Roni Faslah Kasat Samapta Polres Pelabuhan Tanjung Perak mengungkapkan banyak remaja yang tergabung dalam kelompok perusuh atau gangster di Surabaya, menyembunyikan senjata tajam (sajam)-nya tidak di rumah, melainkan di kawasan dekat laut.

“Kemarin yang saya tangkap dan sekarang sudah masuk tahanan itu dari Keputih, dia ngomong ‘senjata gak saya bawa pulang pak saya umpet-umpet, tempatnya deket laut’ kalau mau tawuran diambil, besoknya ditaruh lagi disitu,” ujar AKP Roni waktu mengudara di Radio Suara Surabaya, Sabtu (11/1/2025).

Sajam itu, lanjutnya, dibeli para pelaku yang usianya kisaran remaja, secara online. Dari pengakuan para pelaku yang sudah ditangkap itu, Roni mengatakan kalau sajam disembunyikan supaya tidak dicurigai orang tua atau pihak berwenang.

“Belinya celurit, benda tajam lain, itu tidak dibawa pulang dia. Saya tanya (belinya) dari online,” ungkapnya.

Dia memastikan penertiban terhadap kelompok perusuh itu dilakukan secara berkelanjutan, terutama di wilayah Pelabuhan Tanjung Perak dan sekitarnya. Termasuk di Wonosari, Kecamatan Wonocolo, yang pada Kamis (9/1/2025) lalu, kepolisian menangkap sejumlah remaja diduga tergabung dalam kelompok perusuh.

Kasat Samapta menjelaskan, beberapa wilayah setempat memang jadi lokasi favorit para anggota geng untuk berkumpul, bahkan hingga melakukan aksi tawuran.

Meski demikian, dia menegaskan selain penindakan hukum, pihak kepolisian juga gencar melakukan upaya mitigasi dan edukasi kepada para remaja. Tujuannya supaya mereka dapat paham dampak negatifnya.

“Kita juga merangkul mereka, memberikan edukasi, dan banyak dari mereka yang sudah sadar dan meninggalkan geng. Kami melibatkan keluarga, bahkan pihak sekolah, agar mereka memahami bahaya membawa sajam dan tawuran,” lanjut AKP Roni.

Sebagian besar perusuh itu, menurutnya berkisar antara 17 hingga 20 tahun, dan sebagian besar merupakan pelajar. AKP Roni menyebut orang tua sering kali tidak mengetahui kegiatan anak-anak mereka di luar rumah.

“Orang tua sering tidak tahu kalau anaknya terlibat. Di rumah mereka bersikap baik, tapi di luar mereka terlibat dalam kegiatan geng ini. Karena itu, kita libatkan orang tua untuk lebih waspada dan memastikan anak-anak mereka tidak keluar rumah hingga larut malam,” tegas AKP Roni. (bil/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Sabtu, 11 Januari 2025
34o
Kurs