Adhy Karyono Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur (Jatim) takziah ke rumah duka empat pelajar SMP Negeri 7 Kota Mojokerto yang meninggal terseret ombak di Pantai Drini, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, pada Selasa (29/1/2025) kemarin.
Para pelajar yang terseret ombak dalam kejadian itu adalah Malven Yusuf Adh Dhuqa (13), Alfian Aditya Pratama (13), serta Rifky Yoeda Pratama (13) yang merupakan warga Kota Mojokerto, serta Bayhaki Faqtyansah (13), yang merupakan warga Kabupaten Mojokerto.
Dalam kesempatan itu Pj Gubernur Jatim secara langsung menyampaikan duka cita kepada orangtua dan keluarga korban. Serta mengikuti dzikir dan tahlil untuk mendoakan para korban.
“Pertama-tama, kami atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Timur ikut prihatin dan turut berduka cita atas musibah ini. Semoga almarhum diterima di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan,” ujarnya, Kamis (30/1/2025).
Selain memberikan dukungan moril, Adhy juga menyerahkan santunan berupa uang tunai senilai Rp10 juta untuk masing-masing korban, paket sembako, serta santunan tambahan Rp5 juta dari DPRD Jawa Timur (Jatim).
Terkait peristiwa korban terseret ombak ini, Pj Gubernur Jatim itu telah mengevaluasi program-program study tour, maupun karyawisata.
Adhy menuturkan, yang perlu menjadi perhatian dalam kegiatan study tour adalah destinasi tujuan harus dipastikan keamanannya. Sebab kegiatan itu berlangsung di musim penghujan.
Lokasi wisata pantai perlu menjadi catatan bagi pihak sekolah, karena berpotensi menimbulkan gelombang tinggi saat bencana hidrometeorologi.
“Pertama, kita pastikan destinasi yang akan dituju betul-betul aman. Apalagi pada musim rawan bencana hidrometeorologi seperti ini yang punya potensi sangat besar, termasuk gelombang tinggi. Sehingga yang harus dilakukan adalah menghindari tempat-tempat wisata yang berisiko hidrometeorologi yang tinggi,” jelas dia.
Meski demikian, Adhy menyebut program study tour sebenarnya baik untuk perkembangan dan pendidikan siswa-siswi. Namun keamanan dan keselamatan harus tetap menjadi prioritas utama.
“Kedua, tentu terkait dengan keamanannya. Bagaimana anak-anak bisa bermain dengan aman di tempat yang memang ada pendampingnya,” tuturnya.
“Harus benar-benar terjadwal dengan kondusif termasuk memperhatikan waktu istirahat siswa. Setiap sekolah tentunya harus memperhatikan keselamatan dan keamanan dari sebuah perjalanan,” imbuhnya.
Adhy menegaskan bahwa evaluasi program study tour bukan hanya berlaku di Mojokerto saja, tapi juga untuk seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur. Ia berharap ke depannya kegiatan ini bisa lebih ketat dari segi pengawasan, pendampingan, dan pemilihan destinasi.
“Tentunya kami minta semua baik Dinas Pendidikan maupun kepala sekolah bisa memperhatikan ini. Termasuk penggunaan kendaraan harus diperhatikan kelayakannya, jangan hanya karena harga murah,” ungkapnya.
Sebagai informasi, sebanyak 13 siswa SMPN 7 Kota Mojokerto terseret ombak di Pantai Drini, Kabupaten Gunungkidul, D.I.Yogyakarta saat mengikuti program outing class, Selasa (28/1/2025).
Sebanyak sembilan orang berhasil diselamatkan, sedangkan tiga orang lainnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia Selasa. Sementara satu korban terakhir ditemukan juga meninggal dunia, Rabu (29/1/2025). (wld/bil/ham)