
Petugas Palang Merah Indonesia (PMI) Mojokerto mencium aroma alkohol dari RDL, 25 tahun, pengemudi mobil pikap yang melakukan tabrak lari dari Juanda sampai Mojokerto.
“Petugas yang mendampingi pelaku di ruang belakang ambulance bilang, pelaku ngomongnya melantur dan bau alkohol,” kata Didik, petugas PMI Mojokerto pada Jumat (7/3/2025).
Didik yang juga mengemudikan ambulance tersebut menambahkan, pelaku mengalami patah tulang di kaki kirinya.
“Ketika kami evakuasi, pelaku terindikasi patah tulang di kaki kiri. Anehnya, ketika terjadi patah tulang biasanya orang tidak kuat mengangkat, dia masih kuat. Berdasarkan pengakuan warga, saat dikeluarkan dari mobil, masih bisa berjalan,” ujarnya.
Didik menceritakan, kecelakaan terjadi Kamis (6/3/2025) sekitar pukul 21.00 WIB. Mobil pikap yang dikendarai pelaku melewati median jalan yang cukup tinggi, masuk ke jalur arah Surabaya.
“Pengemudi sendirian. Saat tiba di lokasi kecelakaan, polisi dan petugas PMI berusaha mencari identitas, tapi gak ada identitas sama sekali. Pihak IGD rumah sakit bisa menghubungi keluarga pelaku karena pelaku ingat nomor telepon keluarganya,” kata Didik.
Sebelumnya diberitakan, korban tabrak lari sebuah pikap yang dikemudikan Rian Dwi Laksmana (25 tahun) warga Probolinggo berdasarkan catatan polisi mencapai 9 orang mulai dari TKP pertama di Juanda hingga ke bypass Mojokerto pada Kamis (6/3/2025) malam.
Mobil pikap itu mulanya dilaporkan sejumlah pendengar Radio Suara Surabaya (SS) tengah dikejar oleh kerumunan massa di kawasan Jalan Raya Juanda setelah menyerempet beberapa warga di sana.
AKP Ony Purnomo Kanit Gakkum Polresta Sidoarjo, Jumat (7/3/2025), mengatakan sejumlah korban itu terdiri dari pengendara motor dan pejalan kaki. Serta satu orang meninggal dunia
“Yang lapor ke kami, korban lumayan banyak. Ada pejalan kaki dan 7 orang dari pemotor, satu korban di Mojokerto. Mereka mengalami luka-luka dan ada yang masih dirawat di RS,” kata Ony.(iss)