Kamis, 30 Januari 2025

Perayaan Imlek di Tambak Bayan Surabaya Jadi Lambang Persatuan dan Toleransi

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Atraksi Barongsai memeriahkan perayaan Imlek di Kampung Pecinan Tambak Surabaya disambut antusias oleh warga Tiong Hoa setempat, Rabu (29/1/2025). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Perayaan Imlek 2025 di Kampung Pecinan, Tambak Bayan Surabaya berlangsung meriah dengan pertunjukan barongsai yang menyusuri setiap gang di kawasan tersebut, Rabu (29/1/2025).

Menurut Piono, Ketua RT 2 RW 2 Tambak Bayan, acara ini merupakan upaya melestarikan budaya dari sejarah masyarakat Tionghoa dan simbol toleransi berbagai suku di Surabaya.

Pantauan suarasurabaya.net, ratusan warga mulai anak-anak hingga lansia tumpah ruah di sebuah gang di kawasan tersebut untuk menyaksikan pertunjukan barongsai yang dimulai sekitar pukul 08.00 WIB.

Acara perayaan Imlek 2025 di Tambak Bayan dibuka dengan pertunjukan jaran kepang yang dibawakan oleh sekelompok pemuda, lengkap dengan pecut dan mainan kuda terbuat dari bilahan anyaman bambu.

“Supaya ada kolaborasi, tidak ada tendensi lain-lain supaya kita bersatu semuanya,” ujar Piono.

Usai penampilan jaran kepang, acara yang dinanti warga Tambak Bayan pun tiba. Yakni penampilan tiga barongsai berwarna oranye, merah, dan kuning.

Tiga barongsai itu kemudian menyusuri gang 9 dan 10 di RT 2 RW 2 Tambak Bayan untuk menyapa warga Tionghoa di sana. Mereka juga menampilkan atraksi untuk mengambil angpau yang digantung di atas tembok-tembok gang tersebut.

Sudut-sudut gang Tambak Bayan juga dibuat meriah dengan suara musik tambur, gong, dan simbal yang mengiringi ketiga barongsai. Piono menyebut, suara nyaring dari alat musik itu dipercaya membawa keberuntungan dan mengusir roh jahat.

Piono juga menjelaskan bahwa acara Imlek di Tambak Bayan memiliki makna yang sangat penting bagi masyarakat setempat. Menurutnya masyarakat Tambak Bayan memiliki komitmen untuk menjaga budaya Tionghoa.

“Imlek adalah sejarah kita, dan kita harus melestarikannya agar tidak hilang. Kita di sini disebut Kampung Pecinan Tambak Bayan, dan kita harus melestarikan budaya kita,” kata Piono.

Acara Imlek di Tambak Bayan tak sekedar perayaan saja, namun juga menunjukkan toleransi antara masyarakat Tionghoa dan non-Tionghoa di Kota Surabaya.

“Warga saya ada beberapa suku, ada Islam, Kristen, Kong Hu Cu, semuanya saling mendukung dan toleransinya sangat paham sekali. Mereka sangat saling gotong royong dan membantu agar acara berlangsung lancar,” ungkapnya. (wld/saf/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Kamis, 30 Januari 2025
27o
Kurs