Jumat, 31 Januari 2025

Pemprov Jatim Gandeng Ahli ITS untuk Selidiki Penyebab Tanah Gerak di Purwodadi

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Adhy Karyono Pj Gubernur Jatim saat meninjau rumah warga yang terdampak tanah bergerak di Puwodadi, Kabupaten Pasuruan. Foto: Humas Pemprov Jatim.

Adhy Karyono Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur telah meninjau bencana tanah bergerak di Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan. Fenomena tanah bergerak, ini mulai dirasakan warga sejak Selasa (28/1/2025) dan masih terus berlanjut hingga Kamis (30/1/2025) pagi.

Fenomena itu mengakibatkan banyak tembok, lantai hingga atap rumah warga mengalami retak-retak. Dalam kejadian itu dilaporkan 16 rumah mengalami rusak parah. Selain itu sebanyak 47 kepala keluarga dengan total 176 orang diungsikan.

Dalam peninjauannya, Adhy juga mengunjungi pos pengungsian di SD Negeri 2 Cowek. Di sana, ia menyalurkan bantuan berupa sembako serta kebutuhan rumah tangga lain yang seperti minyak telon, popok, botol susu, maupun pasta gigi.

“Sambil menunggu rekomendasi para ahli tentang fenomena tanah bergerak, saya minta agar kebutuhan dasar para pengungsi harus dipenuhi. Kami juga meminta warga senantiasa bersabar dan terus waspada akan bencana susulan,” kata Adhy, Jumat (31/1/2025).

Sementara terkait fenomena tanah bergerak ini, Pj Gubernur menyebut, pola pergerakan tanah masih terus dipantau. Namun untuk saat ini, masyarakat perlu menyadari besarnya risiko yang berpotensi timbul dari tanah bergerak ini.

Selain itu Pemprov Jatim telah menugaskan Dinas PU Cipta Karya Jatim bekerjasama dengan ahli geologi ITS untuk memetakan dan menganalisis fenomena ini

Analisa itu untuk mengetahui apakah fenomena tanah bergerak bakal berlangsung secara permanen atau tidak.

“Apakah permanen terus bergerak atau tidak. Jadi rekomendasinya kita tunggu. Apakah ini masih layak untuk ditinggali atau ditinggalkan,” jelas dia.

Nantinya bila hasil analisa menyebut bahwa kawasan itu terdampak fenomena rawan bencana tanah bergerak maka pemprov jatim akan memberikan opsi relokasi ke lokasi yang lebih aman dengan dibangunkan hunian yang layak.

“Kalau nanti keputusannya harus ditinggalkan, maka solusinya adalah relokasi atau pindah lahan ke kawasan aman yang memang bebas dari bencana. Kemudian akan kita bangun rumah sesuai dengan kebutuhan dan juga sesuai aturan serta kemampuan dari provinsi dan kabupaten/kota,” tandas Pj Gubernur Jatim.(wld/kir/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Jumat, 31 Januari 2025
29o
Kurs