Sabtu, 22 Februari 2025

Pemkot Surabaya Tingkatkan Vaksin dan Skrinning Cegah Pneumonia

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Ilustrasi pemeriksaan kesehatan gratis program nasional di Surabaya, Senin (10/2/2025). Foto: Diskominfo Kota Surabaya

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya meningkatkan vaksinasi dan skrining kesehatan untuk mencegah penyakit Pneumonia.

Nanik Sukristina Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya menyebut, skrinning yang terintegrasi pada balita dilakukan setiap tahun di Puskesmas.

“Dinkes Surabaya juga terus melakukan skrining kesehatan terintegrasi sejak tahun 2024, dan terintegrasi dengan pengendalian penyakit tidak menular maupun menular, serta program kesehatan lainnya,” kata Nanik, Jumat (14/2/2025).

Nanik menyebut skrinning terintegrasi diharapkan bisa mengintervensi langkah medis atau pencegahan secara tepat.

“Integrasi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan, memastikan cakupan yang lebih luas, dan memberikan pelayanan yang komprehensif kepada masyarakat,” imbuhnya.

Faktor-faktor penyebab Pneumonia, menurutnya paling banyak karena polusi udara, infeksi virus, dan perilaku hidup masyarakat.

Pada balita, Pneumonia bisa dikenali dengan menghitung frekuensi napas balita yang batuk atau mengalami kesukaran bernapas selama kurang dari 2 minggu. Jika terjadi napas cepat maka waspada Pneumonia.

Kriteria napas cepat antara lain, balita usia 0 – >2 bulan dengan napas 60x/menit atau lebih. ⁠Balita usia 2 – >12 bulan dengan napas 50x/menit atau lebih. Serta, balita usia 12 – 59 bulan dengan nafas 40x/menit atau lebih.

“Apabila ditemui adanya balita yang mengalami napas cepat, segera memeriksakannya ke layanan kesehatan terdekat,” terangnya.

Pada dewasa, ciri-cirinya, mengalami batuk yang mungkin disertai dengan dahak, yang bisa berwarna kuning, hijau, atau bahkan berdarah. Lalu sesak napas, kesulitan bernapas atau napas yang cepat dan dangkal.

“Kemudian demam disertai dengan menggigil. Nyeri dada atau rasa tidak nyaman di dada, terutama saat bernapas dalam-dalam atau batuk. Kelelahan yang berlebihan dan kurang energi, dan gejala flu seperti pilek, sakit tenggorokan, dan nyeri tubuh yang umum terjadi pada infeksi saluran pernapasan atas,” jelasnya.

Selain layanan, katanya, Dinkes Surabaya juga memperbanyak sosialisasi deteksi dini Pneumonia pada balita dan orang tua balita di Posyandu. Termasuk soal pentingnya ASI eksklusif dan nutrisi yang baik bagi balita, dan sosialisasi Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

“Berdasarkan data laporan Fasyankes di Kota Surabaya, tren tiga tahunan data pelaporan menunjukkan adanya penurunan sebesar 7,6 persen,” ungkapnya.

Nanik menegaskan sudah bekerjasama dengan Dinkes Provinsi Jawa Timur, serta Balai Besar Karantina Kesehatan (BBKK) Surabaya, baik di bandara maupun di pelabuhan untuk menangkal dan mengidentifikasi penyakit menular.

Termasuk Pneumonia atau penyakit lainnya yang berpotensi dibawa oleh pelaku perjalanan internasional.

“Kami melakukan skrining kesehatan di pintu masuk negara, baik di bandar pelabuhan maupun bandara udara. Melakukan pemantauan dan pelacakan kontak, memberikan edukasi dan sosialisasi, pelaksanaan respon cepat terhadap potensi wabah, melakukan pertukaran data dan informasi penyakit potensial wabah maupun data kontak, serta memberikan pelatihan dan peningkatan kapasitas,” tegasnya. (lta/bil/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Surabaya
Sabtu, 22 Februari 2025
25o
Kurs