Kamis, 16 Januari 2025

Pemkot Surabaya Siapkan Skema Penanganan Limbah Wadah Plastik MBG Selama Uji Coba

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Menu makanan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) hari pertama di Kota Surabaya, Senin (13/1/2025). Foto Arvin Mg suarasurabaya.net

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyiapkan skema penanganan limbah wadah plastik yang kemarin digunakan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebut, kotak makan plastik yang dipakai program MBG itu hanya sementara selama uji coba. Saat pelaksanaan permanen, akan diganti memakai stainless.

“Karena kan uji coba ya, karena nanti bukan plastik tempat makannya, jadi stainless yang kemarin saya bawa. Jadi nanti semua seperti itu, jadi tidak ada lagi tempat makan plastik, semua stainless,” kata Eri, Kamis (16/1/2025).

Sementara itu masih belum ada informasi dari Badan Gizi Nasional sebagai penyelenggara, kapan uji coba selesai. Selain solusi sampah plastik wadah makanan, sisa makanan juga akan dimanfaatkan untuk budi daya maggot milik pemkot.

“Nanti ketika ada sisa makanan, maka ada tempat sampah organik dan anorganik. Jadi, sisa makanan bisa di satu tempat nanti bisa ambil, nanti kita kembangbiakkan untuk maggot, karena maggot butuh untuk sisa makanan,” bebernya.

Sementara Dedik Irianto Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya menambahkan pelaksanaan MBG pasti menambah sisa sampah. Tapi dia menegaskan pemkot sudah punya solusi yang dijalankan di 10 sekolah pilot project atau percontohan.

“Sementara pakai plastik, setelah makan disiapkan tempat sampah. Sisa makanan ditaruh tempat A, (untuk kemasan jenis) tetra pak ada (tempat), kotak susu sendiri, tempat makan ada sendiri,” paparnya.

Di tingkat sekolah, lanjutnya, semua sampah dikumpulkan berdasarkan jenisnya, isi makanan, wadah makanan, dan kemasan susu. Setelah itu, dipilah, sampah plastik dijual, sampah organik dibuat kompos, kemasan susu atau tetra pal dibawa ke sampah induk TPS 3R.

“Ada 12 TPS 3R tempat pemilahan. Ada 600 bank sampah bisa memfasilitasi sampah itu. Sudah terkoordinir. Sisa makanan bisa untuk maggot, kita ada 60-an rumah maggot,” ucapnya lagi.

Selain yang dikelola pemkot, ada juga yang dikelola warga. Dedik membebaskan warga yang ingin mengakses langsung ke sekolah. “Itu malah lebih baik,” tegasnya. (lta/bil/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Kamis, 16 Januari 2025
28o
Kurs