Senin, 24 Februari 2025

Pemkot Surabaya Siap Terapkan Metode Deep Learning di Sekolah

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Salah satu kegiatan pendidikan di Kota Surabaya. Foto: Surabaya

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyatakan kesiapannya menerapkan metode pembelajaran mendalam atau deep learning di sekolah sebagaimana dicanangkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen) RI.

Putri Aisyah Mahanani Sekretaris Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya di Kota Surabaya, Minggu (23/2/2025) mengatakan, konsep deep learning sebenarnya sudah berjalan di Surabaya melalui Program Sekolahe Arek Suroboyo.

“Kalau deep learning di Kota Surabaya sebenarnya sudah melaksanakan. Di situ ada Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning. Program Sekolahe Arek Suroboyo telah menerapkan prinsip tersebut dengan konsep Aman, Kreatif, Edukatif, dan Kegotong-royongan,” ujar Putri Aisyah dikutip Antara.

Program itu, lanjut Putri, telah menjadi bagian dari metode pembelajaran SD dan SMP di Kota Surabaya terutama dalam membangun lingkungan belajar yang aman dan mendukung pembelajaran karakter.

“Kegotong-royongan itu adalah kolaborasi antara orang tua, sekolah, dan masyarakat untuk menciptakan anak-anak yang berkualitas,” imbuhnya.

Walau secara prinsip Kota Surabaya telah menerapkan deep learning, Putri menyatakan Dispendik masih menunggu petunjuk teknis (Juknis) dari Kemdikdasmen terkait pelaksanaannya secara nasional.

“Cuma kan memang nanti ada misalnya Kemdikdasmen minta lebih dalam lagi, tinggal kita menambahkan apa. Cuma secara garis besar intinya sama,” ucapnya.

Terkait kesiapan tenaga pendidik, Putri menjamin guru-guru di Surabaya telah dibekali dengan pelatihan yang sesuai. Namun, salah satu tantangan yang dihadapi adalah kurangnya guru inklusi.

“Kemarin kami menambahkan pelatihan bagi guru inklusi karena semua sekolah negeri wajib menerima anak inklusi. Tujuannya agar mereka merasa nyaman dan bisa berbaur dengan anak normal, serta anak normal bisa memiliki empati lebih besar,” tuturnya.

Untuk menutupi kekurangan guru, Putri menyebut Pemkot Surabaya hanya mengandalkan perekrutan melalui Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

“Kami tidak bisa menambah jumlah guru selain melalui CPNS dan PPPK, akhirnya, kami melatih guru-guru yang ada agar lebih siap menangani anak-anak istimewa,” katanya.

Terkait sekolah percontohan yang akan menerapkan deep learning, Putri menegaskan pihaknya masih menunggu arahan lebih lanjut dari pemerintah pusat.

“Kami menunggu juknisnya, semua masih menunggu, termasuk terkait penerimaan murid baru. Namun, pada intinya kami mendukung kebijakan itu,” ucapnya.

Lebih lanjut, Putri juga mengharapkan adanya tambahan kuota guru dari pemerintah pusat. Karena, setiap tahun ada sekitar 300 guru SD-SMP di Surabaya yang purna tugas atau pensiun. Hal itu seringkali tidak sebanding dengan jumlah guru yang masuk.

“Walaupun ada PPPK, sebagian besar hanya mengganti status dari Guru Tidak Tetap (GTT) menjadi PPPK, bukan menambah jumlah guru baru,” katanya.

Untuk itu, pihaknya berharap guru yang pensiun dapat segera digantikan dengan jumlah yang sama atau lebih. Termasuk dengan kebutuhan tenaga pendidik khusus seperti untuk anak-anak inklusi.

“Harapan kami sejumlah yang keluar (pensiun) minimal ya masuknya sejumlah itu. Dan, ada spesifikasi khusus, misalnya Guru Pendamping Khusus (GPK) benar-benar untuk anak-anak inklusi,” tandasnya.(ant/dra/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Surabaya
Senin, 24 Februari 2025
25o
Kurs