Pemkot Surabaya akan Wajibkan Restoran dan Mal Pilah Sampah Mandiri

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan mengatur agar restoran hingga mal untuk wajib memilah sampah secara mandiri.

Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebut, rencana itu untuk meringankan beban sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo setiap harinya.

“Kenapa di mal juga di rumah makan itu tidak dipilah? Kalau tidak diatur dan diberi kebebasan membuang sampah ke TPA dan tidak diedukasi ya tak pernah selesai,” kata Eri Cahyadi, Senin (17/3/2025).

Pemilahan sampah mandiri itu sudah masuk dalam poin perizinan tempat usaha baru di Surabaya.

Ia akan memperkuat dengan peraturan daerah (perda) atau peraturan wali kota (perwali).

“Jadi hulunya itu adalah rumah tinggal, juga tempat usaha. Maka dari itu, buat perda atau perwali, tempat usaha sekarang harus bisa memilah sampah dari usahanya. Mereka kan punya bisnis, dan investasi, maka dari itu salah satu izin mendirikan usaha juga harus bisa memilah itu (sampah),” tuturnya.

Sementara Dedik Irianto Kepala DLH Surabaya komitmen, sampah yang masuk ke TPA Benowo tahun ini berkurang.

Targetnya, ada 4 tempat pengelolaan sampah (TPS) yang ditambah, berbasis Reduce (Pengurangan), Reuse (Penggunaan Kembali), dan Recycle (Daur Ulang) (3R) di Surabaya.

“Surabaya ini idealnya memiliki sekitar 37 TPS 3R, nah saat ini kami masih memiliki 12 TPS 3R. Di tahun 2025 kami berharap bisa menambah 4 TPS 3R sehingga secara keseluruhan bisa mengurangi sampah di TPA Benowo,” katanya.

DLH juga akan meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk mengelola sampah mandiri.

Berdasarkan data dari DLH Surabaya sampah yang masuk ke TPA Benowo sekitar 1.099 ton per hari. Tahun ini ditarget turun jadi 1.000 ton per hari.

“Selama tahun ini akan kami tingkatkan lagi pemberdayaan masyarakatnya sehingga harapan kami di akhir tahun 2025, sampah yang masuk ke TPA Benowo maksimal hanya maksimal 1.000 ton per hari,” tandasnya. (lta/saf/ipg)